PAGARALAM, HR – Seleksi Pembentukan Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Kota pagarlaam yang dilaksanakan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) selesai digelar, namun dari hasil tes tersebut meninggalkan banyak pertanyaan dibenak peserta tes yang gagal masuk 6 besar.
Pasalnya, tes CAT yang digelar oleh Bawaslu Kota Pagaralam dinilai peserta banyak pihak tidak transparan dan diduga kental aroma persengkokolan jahat dalam penentuan 6 besar untuk masuk sesi wawancara.
Hal ini disampaikan oleh beberapa orang peserta yang ikut tes panwascam kemaren mereka berkomentar miring tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan oleh Bawaslu Kota pagaralam dalam seleksi calon Panwaslu Kecamatan dari proses tes sampai keluarnya hasil 6 besar peraih nilai tertinggi versi Bawaslu yang di posting oleh akun resmi Bawaslu Kota pagaralam.
Diantara komentar miring tersebut seperti mengatakan bahwa panitia tes CAT Online harusnya melampirkan persentase tes CAT secara terbuka ke publik, dia mempertanyakan atas tertundanya 1 hari hasil tes dan dia meminta Bawaslu Kota Pagaralam, Bawaslu Provinsi Bawaslu RI untuk meluruskan kinerjanya.
“Kepada panitia agar melampirkan persentase tes CAT secara terbuka ke publik, dan ada apa dengan tertundanya 1 hari hasil tesnya, padahal ini CAT online,” katanya.
Berakhirnya tes CAT itu sudah bisa dimonitor oleh peserta, dan sudah diurutkan secara otomatis oleh sistem rankingnya..!! Mohon disegerakan untuk meluruskan kinerjanya Bawaslu kota pagaralam.
Masih menurut salah seorang peserta ini mengatakan pengertian tes CAT online bahwasanya peserta tes dapat memonitor langsung nilai yang mereka dapatkan dan juga bisa melihat nilai peserta lainnya agar bisa mengetahui urutan peringkat rangking.
Pengertian tes CAT adalah kepanjangan dari Computer Assisted Test, yaitu metode seleksi menggunakan alat bantu komputer guna memperoleh standar minimal kompetensi dasar.
Di dalam sistem CAT yang biasanya digunakan pada seleksi, peserta tes dapat memonitor langsung nilai yang mereka dapatkan, melihat nilai yang lainnya agar bisa mengetahui urutan peringkat, dengan tujuan pelaksanaan tes lebih terbuka dan transparan.
“Intinya, kalau dak mau terbuka soal hasil, dak usah lagi melaksanakan tes dengan sistem CAT, kami idak masalah walau idak masuk 6 besar panwascam tapi minimal kami bisa melihat nilai dari paserta yang masuk 6 besar kenapa tidak ditampilkan sehingga hal ini menjadi pertanyaan kami para peserta tes yang lain ada apa dengan panitia penerimaan panwascam di kota Pagaralam ini. Seolah olah tes CAT ini hanya pormalitas saja,” ujarnya.
Lebih baik pokja menunjuk langsung panwas kecamatan dak usah pakai tes idak beguna karena kami pakai biaya ikut tes ini rugi waktu, dan habis uang untuk beli materai dan lainnya.
Dugaan telah terjadi persengkongkolan jahat dalam penentuan hasil 6 besar tes CAT bawaslu kota Pagaralam dalam Pemilihan Panwaslu Kecamatan sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat,lsm dan aktivis dikota pagaralam.
Ketua LSM LCK PAN Alkafi dibincangi rekan-rekan wartawan pada Rabu 26 Oktober mengatakan, “mestinya pihak Bawaslu Kota Pagaralam saat mengeluarkan pengumuman 6 besar panwascam juga melampirkan persentase nilai peserta biar tidak timbul dimasyarakat dan kalangan peserta lainnya sehinga tidak ada rasa curiga, sehingga timbul pertanyaan dimasyarakat ada apa dengan bawaslu Kota Pagaralam, kami dari LSM LCK PAN akan kekantor Bawanslu kota Pagaralam untuk audensi menemui mereka untuk mintak kejelasan kenapa hasil tes dari pengumaman 6 besar tidak ditampilkan,” ujar kafi.
Terpisah, Ketua Bawaslu Kota Pagaralam Edi dihubungi rekan-rekan wartawan ini saat diminta tanggapannya Via WhatsApp sampai berita ini diterbitkan, tidak memberikan jawaban.
“Sehingga ini menjadi pertanyaan publik”..?? “, ada apa dengan Tes CAT Panwascam Kota Pagaralam..!! jauhari gunawan