BANDUNG, HR — Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Taufik Nurrohim, menilai pesantren tetap menjadi lembaga pendidikan yang relevan dan berpengaruh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
Hal tersebut disampaikan Taufik Nurrohim saat berbincang mengenai sejarah Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober, di Studio Tribun Jabar, belum lama ini.
Menurut Taufik, sejak dahulu pesantren telah memberikan kontribusi besar bagi pendidikan nasional, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
“Pesantren sudah berperan memberantas buta huruf, mengajarkan membaca, menulis, hingga bahasa Arab. Jadi jauh sebelum sistem pendidikan formal hadir, pesantren sudah menjalankan fungsi pendidikan rakyat,” ujar Taufik, dikutip Senin (27/10/2025).
Selain ilmu agama, lanjut Taufik, pesantren juga memiliki tradisi berpikir kritis melalui forum bahtsul masail, yaitu wadah diskusi antar-santri untuk membahas persoalan-persoalan kontemporer.
“Tradisi ini menunjukkan bahwa pesantren terbuka terhadap pemikiran baru dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” katanya.
Ia menambahkan, banyak perguruan tinggi Islam besar di Indonesia yang berakar dari tradisi pesantren.
“UIN, Universitas Islam Cipasung, dan sejumlah kampus Islam lain lahir dari tradisi pesantren. Artinya, pesantren terus berkembang dan melahirkan inovasi,” pungkasnya. horaz







