SURABAYA, HR – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono mengungkapkan, pada 2018 produksi garam di Jawa Timur ditargetkan sebesar 700 ribu ton. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan target tahun sebelumnya sebesar 1,1 juta ton.
Berkurangnya target produksi garam dikarenakan berkurangnya lahan produksi garam, yang semula sekitar 11 ribu hektar menjadi 8.364 hektar. ” Produksi garam tahun ini lebih kecil dari tahun sebelumnya karena menghadapi alih fungsi lahan yang cukup besar ”, kata Heru, (8/2).
Heru mengaku, DKP Jawa Timur tidak memiliki data secara rinci kemana saja lahan tambak garam yang mengalami penyusutan tersebut. Namun, jika dilihat di lapangan, seringnya gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu membuat banyak petani garam memanfaatkan lahannya untuk perikanan, budidaya, lahan pertanian, hingga permukiman.
Heru menambahkan, untuk mendukung target produksi garam, DKP Jawa Timur pada tahun 2018 memberikan bantuan kepada para petani garam berupa Geomembran sebanyak 40 paket dan rumah garam sebanyak 8 paket. Sebelumnya, pada tahun 2017 pihak DKP Jawa Timur juga memberikan bantuan berupa rumah garam sebanyak 16 paket.
Semua bantuan tersebut adalah komitmen Pemprov Jatim peduli pada petani garam terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas garam lokal, ujar Heru.
Heru menambahkan, dari target yang ditentukan, realisasi produksi garam tahun 2017 hanya mencapai 436.929 ton. Meski demikian, angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan realisasi produksi garam pada tahun 2016 yang hanya 97 ribu ton dengan kondisi iklim atau cuaca yang sama.
Produksi garam tahun 2017 sebagian untuk memenuhi kebutuhan garam industri sebanyak 43.700 ton, dan 327.300 garam konsumsi atau garam rakyat.
“Saat ini kami masih memiliki sekitar 70 ribu ton garam rakyat, semuanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat,” kata Heru. ian