Sutarman, Sarankan Bupati Jarot Mundur

oleh -15 Dilihat

SINTANG, HR – Beredarnya kabar Bupati Sintang, Kalimantan Barat, dr, H, Jarot Winarno M,Med, PH, sakit lagi, nyaris tumbang/tersungkur usai hadiri rapat paripurna KUA – PPAS Perubahan tahun 2021 di gedung DPRD Sintang (31/8), mengundang banyak perhatian masyarakatnya.

Perhatian itu diantaranya, menyarankan bupati Jarot fokus dulu rawat/jaga kesehatannya, mencari rumah sakit dan dokter yang mengetahui persis penyakitnya, bahkan menyarankan yang bersangkutan mundur dari jabatan bupati Sintang.

Hal ini masyarakat sampaikan/sarankan, menyusul peristiwa di gedung DPRD daerah itu, membuktikan bahwa Jarot ternyata belum sehat benaran, alias masih memerlukan waktu yang panjang istrahat untuk penyembuhan.

Sutarman (46) diantaranya mengatakan, sejak mengetahui bupati Jarot 30/8 sembuh dan sudah ngantor, lalu kemudian tiba-tiba terjadi peristiwa 31/8 di gedung dewan, mengaku prihatin kepada Jarot.

Maka menurut Sutarman, bupati Jarot fokus dulu rawat diri, jangan mendengar bisikan orang-orang dekat untuk hal pencitraan.

Ini bukti rasa cinta Saya kepada bupati Jarot agar sebaiknya mengutamakan kesehatan daripada jabatan, sambungnya.

Tokoh pemuda Sintang asal kecamatan Ambalau ini-pun tegaskan, abaikanlah pencitraan itu, fokus urus kesehatan dulu, bahkan yang paling baik mundur dari jabatan bupati Sintang demi utamakan kesehatan, lanjutnya.

Kemudian, atas usulnya itu, DPRD Sintang pinta Sutarman, harus berani fer dalam bersikap melihat perkembangan kesehatan Jarot.

Maksud Sutarman, jika memang oleh karena kesehatannya tidak mungkin lagi mampu memimpin, maka dewan sesuai aturan harus berani bersikap, segera ambil langkah politik demi pembangunan Sintang.

Mulai adakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pemerintah dan serap aspirasi masyarakat.

Tujuannya agar ketika mengeluarkan keputusan politik semacam berhalangan tetap bagi Jarot, tidak melanggar konstitusi, baik UU dan peraturan pemerintah yang mengatur pemberhentian pejabat setingkat bupati, katanya kepada media ini (2/9)
Sutarman kemudian beralasan, mengepa sarankan bupati Sintang 2 periode itu sebaiknya mundur, tidak lain karena kondisinya tadi, sakit terus.

Lalu melihat pembangunan di Sintang sudah jauh tertinggal pembangunannya dari kabupaten Kapuas Hulu, Melawi dan bahkan kabupaten Sekadau yang baru 15 tahun mekar dari kab Sanggau.
Artinya, kab Sintang butuh pemimpin yang energik, sehat, dan siap 24 jam melayani masyarakat.
“Saya tidak dalam rangka menerka kesehatan pak Jarot turun naik, tapi bukti beliau sakit-sakitan sudah jalan tiga (3) bulan ini (Juli – Augustus – September) rasanya masyarakat Sintang berdosa jika membiarkan pak Jarot memaksakan diri pimpin Sintang dalam keadaan sakit.
Ini tak baik kesannya, seolah tak ada SDM Sintang yang setara dengannya, padahal, SDM daerah ini banyak yang mampu,” tegasnya kemudian.

Apalagi, disaat pak Jarot sakit ini, wakil bupati Yosef Sudiyanto ternyata juga sakit, jadi Sintang ini pasca dilantik bupati wakil bupati defenitif, keduanya sering sakit.

Bahkan, pada HUT RI ke 76/2021, tidak dihadiri keduanya karena sakit, ini sejarah kali pertama di Sintang, belum lagi ketika ada rapat di dewan, lebih sering di lakoni Sekretaris Daerah (Sekda).

Sementara, Sekda Sintang menurut waktu perpanjangan jatuh tempo 24 Desember 2021, juga mempengaruhi pikiran masyarakat terkait krisis kepemimpinan daerah ini, bupati wakil bupatinya sakit, Sekdanya jelang habis masa jabatan, ini masalah besar, sehingga kami pemuda Sintang beri masukan kepada dewan dan juga Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah ini, ungkapnya.

Maka, Pak Jarot tidak usah ragu mundur, demi pembangunan SDM Sintang dan semua sektor tentunya, sebaiknya jaga/rawat kesehatan dulu di utamakan, himbaunya.

Sungguh, saya sebagai teman/masyarakat Sintang mencintai pak Jarot, mohon saya untuk beliau mundur bukan karena benci, tapi sebaliknya karena cinta Jarot
Jadi tau dirilah pak Jarot, biarlah pembangunan Sintang dijalankan oleh SDM Sintang yang sehat, oleh yang bapak bina 5 tahun lalu, Istrahat sajalah jaga kesehatan, pintanya kepada Jarot.

Sumber lain HR diwaktu berbeda, Simon Petrus, SH, praktisi hukum di Sintang-pun rupanya mengikuti berita tentang sosok bupati Sintang, Jarot Winarno.

Menurutnya, sejak 3 bulan lalu atau ketika mulai marak dibicarakan bupati Jarot sakit, ada informasi bahwa bupati 2 periode itu sakit disebabkan banyak tekanan.
Diantaranya, tekanan dari para calon kapala desa incamben yang minta dukungan pada Pilkades 7/7 2021, tidak dapat Ia penuhi.

Alasan Jarot, para Cakades incamben tersebut terindikasi kasus korupsi sehingga Jarot tidak layani karena takut terlibat.

Kemudian meninggalnya sejumlah teman dekat/penasehat politiknya dimasa pandemi covid 19.
Namun lanjut Simon, bupati Jarot sudah berbuat banyak di Sintang dan pasti di kenang.

Jadi bila masyarakat Sintang memintanya mundur karena kondisi kesehatannya hal yang wajar, daripada dicopot dari jabatan karena dugaan korupsi atau kena pasal gratifikasi, mundur karena sakit lebih terhormat, tegasnya. tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.