BALI, HR – Prestasi demi prestasi terus diraih oleh SMPN 1 Petang. Sekolah yang berada di ujung utara Kabupaten Badung, Bali. Paling menonjol jika di bandingkan dengan sekolah lainnya. Hal ini tentu berdampak terhadap penerimaan siswa, tak heran jika setiap PPDB. Sekolah yang di pimpinan oleh Ni Made Serigati, S.Pd paling banyak peminatnya.
Ditemui beberapa waktu lalu di sekolah, wanita ramah yang sukses membawa SMPN 1 Petang sebagai Juara Umum Mangupura Cup I tahun 2016 ini. Bukti nyata dari hasil kerja tim sekolah. Tak itu saja, walau tergolong sekolah yang berada di ujung utara, prestasi siswa-siswi SMPN 1 Petang cukup mentereng di dunia Informasi dan Teknologi (IT). Juara I dalam lomba MS Office Word.
“Kami bangga dengan prestasi yang di persembahkan oleh anak-anak didik kami, mampu bersaing dan mempersembahkan prestasi, tentu ini sangat membanggakan,” bangga Serigati pada awak HR.
Iya pun menambahkan, jika tahun pendidikan 2017 ini, SMPN 1 Petang sudah siap dengan Ujian Berbasis Komputer. Karena sarana penunjang seperti ruangan sudah siap. Dan dalam waktu dekat, Pemkab Badung melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Akan memberikan bantuan Komputer ke masing-masing sekolah.
“Kami sudah menyiapkan dua unit ruangan untuk UMBK, dan dari dulu,sekolah juga sudah tetap memberikan les komputer di sekolah,makanya anak-anak tidak gaptek dengan namanya teknologi,” jelas Ni Made Serigati.
Sekolah SMPN 1 Petang, bisa di katakan langganan juara, perihal lingkungan. Salah satunya juara Adi Wiyata Nasional yang mereka sandang sejak tahun 2015 lalu.
Kepala SMPN 1 Petang, Ni Made Serigati, S.Pd. menyampaikan, bahwa untuk mencapai prestasi juara pertama di Tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional,memang tidaklah mudah, tetapi membutuhkan kerja keras dan pengorbanan dari semua elemen yang ada di sekolah dan di daerah.
“Ini semua dapat dicapai berkat seluruh warga sekolah yang ikut berpartisipasi, baik dari mulai kepala sekolah, guru, para siswa/siswi,dan orang tua siswa serta tenaga penunjang terus bahu membahu menjaga dan memelihara lingkungan sekolah ini. Selain itu, dukungan orang tua siswa juga telah berperan banyak,” ujarnya.
Dijelaskannya, ada 4 (empat) komponen Adiwiyata yaitu kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis pendidikan, kegiatan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang harus diterapkan disekolah.
Untuk bagian, kurikulum berbasis pendidikan, yakni lahan yang ada disekitar sekolah dijadikan media pembelajaran, dan kegiatan berbasis partisipatif, dimana warga sekolah peduli terhadap lingkungan, lanjut Serigati.
Menurutnya, ada atau tidak adanya penilaian, sekolah kami sejak dulu telah mempunyai komitmen untuk mewujudkan sekolah yang bersih dan hijau, sehingga tercipta lingkungan sekolah yang sejuk, bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Karena, dengan lingkungan sekolah yang asri, nyaman, bersih dan hijau, bisa mendukung kinerja dan capaian prestasi belajar mengajar.
”Suasana sekolah yang bersih, hijau dan sehat bisa membuat kondusif proses belajar mengajar,” kata Serigati.
”Warga sekolah tidak hanya guru dan siswa, tetapi juga wali murid termasuk masyarakat sekitar. Ini menjadi hal penting untuk mewujudkan pendidikan yang berbasis lingkungan,” tuturnya. ans
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});