Pernyataan Sikap : Menempuh Jalan Tengah Menuju Cita-Cita Nasional Meletakan Pancasila Sebagai Hierarki Tertinggi

oleh -1.1K views
oleh

JAKARTA, HR – Tidak dapat dipungkiri akan letak strategis Indonesia sebagai wilayah dan Negara baik sebagai kawasan regional maupun global. Perlahan dan factual ancaman yang menyertai posisi Indonesia semakin nyata dengan kinerja terstruktur, sistematik dan zig zag. Sehingga permasalahan bangsa yang terjadi terlihat sangat alamiah akibat dampak dari perkembangan jaman atau kehendak perubahan menuju globalisasi. Keberhasilan penggerusan budaya gotongroyong telah mencapai keberhasilan sempurna pada pelemahan etika dan moral. Etika dan Moral berhasil disudutkan pada pilihan menolak atau menerima perkembangan jaman dengan menghadapi pilihan tergerus oleh pertumbuhan social, kemiskinan, kesederhanaan sebagai identitas diri. Status social sebagai Identitas Diri telah berhasil menjauhkan cara berfikir kita sebagai bangsa negara yang merdeka dan berdaulat.

“Sehingga identitas Idiologi Negara sebagai Jiwa Bangsa hanya sebagai pelengkap dalam menurunkan aturan-aturan pengelolaan SDA dan pengembangan SDM dalam capaian Cita-Cita Nasional,” demikian dipaparkan Hogay selaku Presidium Komando Jakarta, didampingi Adit Presidium Komando Tangsel, dan Ilham Wakil Panglima Brigade ARUN, kepada media ini, Jumat (17/8/2018)

Lebih lanjut dijelaskannya, Perang Strategi AS vs RRC, Perang Modern, Perang Asimetris, Invisible Hand dan Proxy War merupakan pandangan-pandangan strategis, akademik dan ilmiah dalam “MENG-ANATOMI” Kondisi Indonesia hari ini yang telah pada titik kesimpulan sama yaitu Perang dilakukan terhadap Indonesia tidak dengan cara Konvensional melainkan dengan cara Inkonvensional. “Keberhasilan” pengaburan Idiologi Pancasila di Negara hukum menjadi akar terhadap ketidak mampuan Pancasila dalam implementasi system mewujudkan cita-cita nasional yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Dikotomi Pancasila sebagai idiologi terhadap hokum meletakkan PANCASILA menjadi abstrak. Hukum tanpa identitas Idiologi Negara telah menyandra dan membenarkan seluruh aktifitas kinerja penyelenggara negara yang telah sesuai dalam atarun perundang-undangan. Demokrasi Liberal membuat ketidakmampuan pemimpin-pemimpin bangsa yang berada dalam triaspolitika sebagai sistim politik dan hokum tata negara Indonesia bertanggungjawab mewujudkan cita-cita nasional.

“73 tahun Indonesia merdeka telah menempatkan secara subjektif, objektif sebagai wilayah kawasan regional dan global sebagai pusaran dunia. Pergeseran geopolitik di kawasan samudra hindia serta samudra pasifik memposisikan Indonesia sebagai “BAFFER” dunia bagi keselamatan benua Asia, Afrika dan Eropa. Factor perang dagang yang terkembang pasca perang dingin menempatkan kondisi ini tidak lagi menjadi teori yaitu ancaman “NASIONALISME ETNIS” untuk kedaulatan dan kemerdekaan,” ujar Hogay.

Tiga wilayah Provinsi otonom yaitu Provinsi otonom sebelah barat, sebelah selatan dan sebelah utara di RRC tidaklah menjadi rahasia umun sebagai wilayah proxy begitu pula Profinsi Timur-Mancuria dan Taiwan dilain pihak kebangkitan nasionalisme di AS dengan munculnya kembali KKC adalah indicator nyata sebagai variable kondisi Amerika hari ini.

“Keadaan ini tidaklah menjadi rahasia yang telah menggiring perubahan geopolitik dunia dalam perang dagang hari ini. Dominasi situasi pada samudra hindia dan samudra pasifik menimbulkan kekawatiran perdamaian dunia sehingga Indonesia sangatlah “Penting” bagi stabilitas benua Asia, Afrika dan Eropa pondasi ini telah diletakkan dengan Bandung-Indonesia sebagai Ibu Kota KAA. Bila hal ini adalah factual dalam pengaburan situasi politik dalam negeri menuju 2019 yang konstitusional itu menjadikan Indonesia sebagai BAFFER kawasan dengan system yang liberal,” tambah Adit

Ketiganya mempertanyakan akan kah ini juga menjadi jaminan keamanan bagi wahai “tuan-tuan Asia, Afrika dan Eropa” terhadap pertumbuhan situasi kedepan.

Bila iya…. Apakah dengan cara “Itu” kami sebagi bangsa Negara merdeka berdaulat tapi tidak mampu mewujudkan cita-cita nasional akibat system liberal ini. Maka jawabannya Kami Akan Melawan atau……. Kami nyatakan : “Pancasila Sebagai Hierarki Tertinggi di Sistem Hukum Indonesia Adalah Jalan Tengah Menuju Perdamaian Dunia Dan Jalan Nyata Bagi Indonesia Mewujudkan Cita-Cita Nasional Yang Tertuang Dalam Pembukaan UUD 1945. Kami Punya Hak Sebagai Bangsa Negara Merdeka Berdaulat Untuk Mewujudkan Cita-Cita Nasional.

Dalam hal ini Gerakan Kita Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia menyampaikan dalam upaya penyebaran Manifesto Pancasila sebagai Hierarki tertinggi ke pada 43 Universitas PTN/PTS/Akademi/Sekolah Tinggi/Institut di 14 Provinsi dan seluruh orang tua kami rakyat Indonesia. Dimana telah kita sebarkan Manifesto Pancasila sebagai hierarki tertinggi kepada seluruh anggota DPR RI dan DPD RI, sembilan Hakim Mahkamah Konstitusi, Gubernur Lemhanas, Kemenhan RI, BIN, Mabes TNI, Mabes Polri, Mabesad,  Makostrad, Bais, Pusterad,  Kodam Jaya, Polda Metro,  seluruh anggota DPRD DKI, Gubernur DKI dan Wakil Gubernur DKI  Jaya sertapuluhan intansi dan lembaga terkait lainnya.

Gerakan Kita mengabarkan capain konfirmasi Instasi diatas dan akan kita tindak lanjuti sampai batas akhir 21 Oktober 2018.

Untuk menunjukan komitmen dan keseriusan gerakan kita Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO) dalam Manifesto Pancasila Hierarki
Tertinggi Presidium KOMANDO Tangsel, Jakarta dan Cianjur melakukan long march Jakarta – Yogyakarta dalam tema 627 KM Semangat Pemuda Menyapa Indonesia Untuk Pancasila Sebagai Hierarki Tertinggi.
Pada hari ke 19 perjalanan long march telah menyampaikan hasil manifesto kepada instasi, Mesjid, Musholah, Kampus diantara nya :

Instansi TNI
– Kodam III / Siliwangi
– Pusdikter , Bandung barat
– Mayon III Kostrad Cilodong
– Den Jasa , Bandung
– Kodim Cibinong – Kab. Bogor
– Kodim 0601 / Sumedang
– Koramil 06 / Cimanggis – Depok
– Koramil Kramat Jati – Jaktim
– Koramil 2101 / Ciawi Bogor
– Koramil 01 / Cianjur Kota
– Koramil 1004 / Tanjungsari. Kab Sumedang
– Koramil , Bogor timur
– Koramil 2124 / Cisarua
– Koramil 1105 / Jatinangor , Kab Sumedang
– Koramil Karang tengah Cianjur
– Yon mekanis 201 , Jakarta timur
– Koramil Cimalaka
– Koramil Sumedang Kota

Instansi kepolisian
– Polres Bogor
– Polres Cimahi
– Polsek Ciawi , Bogor
– Polsek Pacet , Cianjur
– Polsek Cisarua , Bogor
– Polsek Cugeunang , Cianjur
– Polsek Bogor Utara
– Polsek Bogor timur
– Polsek Ciranjang , Cianjur
– Polsek Tanjung Sari , Sumedang
– Polsek Pamulihan , Sumedang
– Polsek Karangtengah , Cianjur
– Polsek Sumedang Selatan
– Polsek Sukaraja , Bogor
– Polsek Congeang , Sumedang

Organisasi
– DOCBAR , Bandung Barat
– Serikat Kerja PC FSP , Bandung Barat
– Persis PC Cibinong
-Angkatan Muda Siliwangi , Bandung

Kecamatan
– Kecamatan Sukaraja , Kab. Bogor
– Kecamatan Cisarua , Kab. Bogor
– Kecamatan Sumedang Selatan
– Kecamatan Ciawi

Instansi lainnya
– Kejaksaan Negeri , Kab. Bogor
– Bupati Bogor
– DPRD Kab. Bogor
– Istana Cipanas
– Walikota Bandung
– DPRD Bandung Barat

Universitas
– BEM KM UNIV . JUANDA , Bogor
– BEM UNPI , Cianjur
– BEM UNIBI , Bandung
– IPDN
– BEM KEMA UNPAD , Bandung
– MENWA YON II UNPAD , Bandung

Mesjid dan Musholah serta tempat bermalam :
Hari 1 : Mushola Al Muttaqin , Kalisari – Ciracas. Jaktim
Hari 2 : Sekretarian DPD Arun Kab. Bogor
Hari 3 : Masjid Al Furqon , Nanggewer . Cibinong ( PC persis Cibinong )
Hari 4 : Masjid raya Bogor
Hari 5 : Mushola Al-muafiqin , Gadog – Bogor
Hari 6 : Mushola Al-mubarokah , Puncak Bogor
Hari 7 : Mushola Al Muhajirin / Pesantren Yayasan latahzan
Hari 8 – 9 : Univ Suryakencana
Hari 10 : Penginapan , Koramil Karangtengah Cianjur
Hari 11 : Masjid at-taubah , Cibogo . Bandung barat
Hari 12 – 13 : Basecamp DOCBAR , Bandung barat
Hari 14 : Sekretariat Angkatan Muda Siliwangi , Braga . Kota Bandung
Hari 15 : Pondok pesantren At – Tamim , Cileunyi
Hari 16 : Koramil 1004 Tanjung sari , Kab Sumedang
Hari 17 : Masjid agung sumedang
Hari 18 : Polsek Congeang , Sumedang

“Demikian kiranya hal-hal ini kami sampaikan dan kembali gerakan ini mengingatkan dan menyatakan Pancasila Sebagai Hierarki Tertinggi Di Sistem Hukum Indonesia adalah Jalan Tengah Menuju Perdamaian Dunia dan Jalan Nyata Bagi Indonesia mewujudkan cita-cita nasional yang tertuang dalam Pembuakaan UUD 1945. Kami punya hak sebagai bangsa negara merdeka berdaulat untuk mewujudkan cita-cita nasional”, pungkas Hogay. (igo)

Tinggalkan Balasan