Penutupan Imlek 2572 Kongzili di Kompleks TITD Kwan Sing Bio Diakhiri Dengan Pembagian Sembako

oleh -269 views
oleh

JAKARTA, HR – Penutupan Imlek 2572, Kongzili di kompleks Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD/Kelenteng), Kwan Sing Bio Tuban, Jatim. Membagikan seribu paket sembako dan masker kepada perwakilan dari Pondok Pesantren, Sekolah Luar Biasa (SLB), Panti Asuhan, Rumah Yatim, TPQ, hingga warga kurang mampu di sekitar Kelenteng Kwan Sing Bio.

Acara ini dihadiri Sekjen Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Nizar Ali dan Kepala Pusat Bimbingan dan Pelatihan Konghucu, Wawan Junaedi dan Dirjen Buddha, Calyadi.

Dirjen Buddha Calyadi mengungkapkan, sangat mengapresiasi acara ini yang sangat khidmat dan tetap dengan protokol kesehatan dan semua humble ini yang sangat saya rasakan.

“Ini merupakan pengalaman pertama saya dalam berkunjung ke TITD Kwan Sing Bio, di Klenteng Tuban ini icon kebersamaannya sangat terasa,” kata Nizar Ali Sekjen Kemenag RI.

Perayaan Cap Go Meh dan penutupan Imlek 2572 Kongzili, dilakukan dengan sangat sederhana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, Minggu (28/02/21).

“Acara ini juga dalam rangka membangun koordinasi antar umat beragama, karena itu. Seluruh komponen dikumpulkan, baik dari teman-teman Khonghucu, Ansor, KNPI, PP Muhammadiyah dan yang lain hadir di sini,” ujar Nizar Ali.

Terkait kepengurusan Kelenteng Tuban, dia menyatakan akan ada musyawarah di level pengurus dan pemerintah secara bersama-sama yang mempresentasikan TITD.

Ketua Penilik (Demisoner) Kelenteng Kwan Sing Bio, Alim Sugiantoro, menuturkan, perayaan Cap Go Meh diharapkan pandemi Covid-19 di Indonesia segera berlalu.

“Kita harus bersama-sama mendukung program vaksinasi agar dapat mengurangi penyebaran Covid-19. Ini juga tahun Kerbau Logam, jadi harus giat memerangi virus Covid-19, secara bersama-sama,’’ jelas pengusaha properti, Alim Sugiantoro.

Perayaan Cap Go Meh juga dilakukan pertemuan dengan berbagai pihak, yang nantinya akan dituangkan dalam surat penyelesaian antar semua agama di Tri Dharma.

Sementara itu, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto (Cak Nanto) menegaskan toleransi beragama di Tuban menjadi contoh miniatur Indonesia.

Menurut Cak Nanto, masyarakat Tuban sangat bisa memaknai perbedaan dan saling mendukung sebagai bentuk keberagaman di wilayah NKRI.

“Imlek jadi tema kebahagiaan besama, bukan hanya umat Khonghucu, melainkan juga warga Indonesia dalam konteks kemasyarakatan. Tinggal bagaimana menjaga dan mempertahankannya,’’ ucap Cak Nanto.

Masih dikatakan Cak Nanto, “Kebhinekaan dan persatuan merupakan kekuatan besar di Indonesia, kami berharap selain sebagai tempat ibadah umat Tri Dharma, kelenteng juga menjadi tempat penggemblengan pemuda-i bangsa, untuk melihat dan memupuk toleransi kerukunan antar beragama,” tutup Cak Nanto. didit/agus

Tinggalkan Balasan