Orangtua murid yang merasa kecewa |
MELAWI, HR – Di sejumlah sekolah negeri di Kab Melawi, terindikasi melakukan pungutan liar kepada seluruh calon siswa. Selasa (24/6), HR mendatanggi SMAN 1 Nanga Pinoh Kab Melawi, untuk mempertanyakan kepada pihak Panitia Penerimaan Siswa/i Baru tentang prosedur penerimaan, karena di surat edarannya tidak ada dicantumkan biaya pengambilan formulir.
Banyak orangtua kecewa, tapi kekecewaan itu tidak berani diungkapkan langsung kepada pihak sekolah atau kepada panitia penerimaan Siswa/i baru tahun 2015-2016, kekecewaan mereka itu hanya disampaikan ke pada Pihak media.
“Saya sangat kecewa dengan adanya biaya yang dikeluarkan pada saat pengambilan formulir saat itu karena di schedule tidak ada tertera biaya, dan standar nilai untuk diterima pada saat mendaftar walau pun sistemnya harus dites, apa tidak memungkinkan untuk memberikan peluang kepada orang yang mempunyai uang atau oknum supaya anaknya di terima bersekolah di situ dengan melewati ‘pintu belakang’? ujar sumber HR.
Sumber menambahkan, “Lalu bagaimana bila seandainya siswa itu berprestasi tapi tidak mempunyai uang? Walaupun pada saat tes anak itu lulus dengan nilai bagus, tidak menutup kemungkinan nama anak itu akan dihapus dan diganti dengan nama anak yang mempunyai uang banyak.”
Diakui sumber, saat pengambilan formulir pendaftaran, anaknya harus membayar Rp50 ribu tanpa disertai kwitansi pembayaran yang dikeluarkan pihak panitia. “Coba dihitung, berapa ratus siswa yang mendaftar dan dikalikan Rp50 ribu?” ujar sumber dengan nada kesal.
Ketua Panitia pelaksana penerimaan siswa baru 2015-2016, Triyono SPd, membenarkan soal pungutan tersebut. Alasannya, pihak Sekolah tidak mengeluarkan anggaran dalam pelaksanaan tersebut, dan di dalam panitia melibatkan kurang lebih 53 anggota, yang terdiri dari dewan guru dan tidak melibatkan komite sekolah.
Dihadapan wartawan, (24/6), Triyono, menyampaikan bahwa jumlah formulir yang sudah laku selama penjualan tanggal 22-23 Juni 2015 sekitar 620 bundel. Jumlah ini belum termasuk hasil penjualan tanggal 24 Juni 2015.
Keterangan “Ibu Ria” juga membenarkan adanya punggutan sebesar Rp50 ribu/calon siswa, dikarenakan pihak sekolah tidak mau mengeluarkan dana operasional panitia. Sementara setiap siswa yang sekolah di situ juga dikenakan biaya Komite berseri untuk Kelas I dampai III dengan nilai bervariasi.
Kepala SMAN I Nanga Pinoh, (29/6), di ruang kerjanya, juga membenarkan adanya punggutan liar tersebut. Menurut Kepala Sekolah, pungli itu sudah menjadi tradisi SMAN I Nanga Pinoh. Wartawan yang konfirmasi juga sangat menyayangkan sikap Kepala SMAN 1 Nanga Pinoh yang kerap memberikan penjelasan yang tidak sesuai dengan pertanyaan konfirmasi. ■ sofyan