MELAWI, HR – Pilkada, 9 Desember 2015, semakin dekat, kasak-kusuk warga baik perseorang, kelompok dan organisasi sudah semakin terdengar dan nantinya suara warga tersebut yang akan menentukan jagoannya duduk di kursi nomor satu di Kabupatem Melawi.
Partai pendukung pun memberikan orasi politiknya, yakni PDIP, Hanura, dan Nasdem. Bahkan, beberapa tokoh pendukung pasangan Cabup Panji SSos dan Wabup Dadi Sunarya ST, juga memberikan pandangan politiknya.
“Bahwa tidak akan salah jika kita memilih pasangan “PADI”, karena kita mengetahui latar belakang dan siapa itu ‘Panji’ demikian juga siapa itu ‘Dadi’. Pasangan ini bukan saja mengetahui masalah pemerintahan, tetapi mengerti dengan masalah kemasyarakatan, karena keduanya berasal dari daerah pedesan alias pedalaman, keduanya mampu memimpin Melawi karena berasal dari daerah yang berada di pintu depan dan pintu belakang Kab Melawi, ‘Panji’ berasal dari Kecamatan Belimbing yang merupakan pintu depan Melawi dan ‘Dadi’ berasal dari Kecamatan Sokan sebagai pintu belakang Melawi. Artinya, ‘Panji dan Dadi’ tidak saja mengetahui dari sisi dalam Melawi, tetapi mengetahui sampai ke sisi luar alias masyarakat,” ujar tokoh pendukung ‘PADI’ saat kampanye dialogis di Desa Buil, (16/10).
Kampanye dialogis pasangan ini telah diisukan bahwa lokasi kampanye melanggar peraturan KPU, dengan menggunakan fasilitas pemerintah dan sempat terendus dan didatangi beberapa awak media. Pelaksanan tim kampanye dalam sambutannya mengklarifikasikan terkait isu tersebut, bahwa sebenarnya kampanye akan diselenggarakan di dalam gedung serba guna Desa Batu Buil, namun karena kapasitas gedung yang diperkirakan tidak mencukupi menampung warga yang akan menghadiri kampanye tersebut dengan kesepakatan bersama dan pemintaan warga diselenggarakan di depan gedung tepatnya di lapangan bola voly, yang kebetulan lokasinya juga berada di depan kantor Desa Batu Buil.
Pasangan “PADI” pada masa kampanye di zona satu seperti halnya digelar Desa Batu Buil, tampak belum terlalu banyak memberikan pandangan-pandangan politiknya, terkecuali visi misi yang dianggapnya penting untuk diketahui oleh warga jika dirinya terpilih nanti yang di balut dengan sedikit orasinya yang optimis akan dirinya.
Demikian juga Panji, lebih mengedepankan jati dirinya yang berasal dari kalangan keluarga kampung dan sebagai anak yatim piatu, sebagai gambaran bahwa dirinya tidak akan lupa dengan kondisi nyata warga Melawi, karena dirinya merasakan langsung jadi masyarakat jelata yang tak berdaya saat itu. Panji mengucapkan terima kasih atas kepercayaan warga Belimbing khususnya yang mencalonkan dan memilih dirinya sampai keempat kalinya, yaitu tiga periode dipilih menjadi anggota dewan bahkan menjadi Ketua Dewan Kabupaten Melawi, dan sekali warga masyarakat kembali memberikan kepercayaanya kepada dirinya sebagai Wakil Bupati Melawi. abd