NATUNA, HR – Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti berharap perusahaan migas yang beroperasi di laut Natuna Utara membangun home base (pangkalan-red) di daratan Pulau Natuna.
Hal ini disampaikan Ngesti saat kunjungan SKK Migas wilayah Sumbagut dan perwakilan perusahaan KKKS, di ruang rapat Kantor Bupati Natuna, Rabu (5/9) pagi.
Menurut Ngesti, jika perusahaan migas nasional membuka Home Base di daerah, dapat memberikan kontribusi secara langsung kepada pemerintah daerah, khususnya dalam rangka pemberdayaan tenaga kerja masyarakat tempatan dan perputaran ekonomi daerah.
“Kita sudah alokasikan wilayah Teluk Buton sebagai daerah sentra eksplorasi Migas. Harapan kami agar perusahaan Migas mau membuat kegiatan didaratan. Setidaknya membuat home base nya disitu,” ungkap Ngesti.
Kendati demikian, eks anggota DPRD Natuna ini mengucapkan banyak terimakasih kepada para perusahaan Migas, yang turut berkontribusi bagi daerah, dengan memberikan bantuan berupa Corporate Sosial Responcibility (CSR), di berbagai bidang.
Sementara itu, Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagut, Haryanto Syafri menjelaskan, bahwa tujuan mereka bersama beberapa Perusahaan Migas Nasional bertemu Pemda Natuna, yaitu untuk melakukan kunjungan kerja, sekaligus melakukan sinkronisasi, untuk memaparkan rencana kerja mereka di wilayah Laut Natuna Utara.
“Agar para pejabat Natuna tahu apa yang kami kerjakan diwilayah kerja mereka,” ujar Haryanto.
Menurutnya saat ini PT. Medco Energy, yang merupakan perusahaan Migas Nasional tengah melaksanakan survey seismik di wilayah perairan Pulau Subi, Kabupaten Natuna. Seismik tersebut dilaksanakan sekitar 48 kilometer sebelah timur Pulau Subi, berbatasan langsung dengan Malaysia bagian Timur.
“InsyaAllah akhir oktober ini survey seismik mereka selesai. PT. Medco ini sudah melakukan kontrak kerjasama dengan SKK Migas, hingga tahun 2028 mendatang,” terang Haryanto.
Haryanto menyebutkan survey Seismik ini adalah pekerjaan penelitian dengan menggunakan kapal yang dilengkapi alat khusus, untuk merekam gelombang air laut. Dari gelombang tersebut, dapat digambarkan bagaimana bentuk lapisan tanah didasar laut.
Dari hasil rekaman tersebut, nantinya masih akan dilakukan evaluasi kembali, yang membutuhkan waktu hingga beberapa tahun kedepan.
“Hasil evaluasi itulah yang nantinya menjadi acuan perusahaan untuk melakukan eksplorasi pengeboran minyak. Saat ini kita belum bisa memastikan, apakah ada ladang minyaknya atau tidak. Kalau prediksi memang ada, makanya dilakukan seismik,” paparnya.
Jika sudah positif dilakukan pengeboran sumur minyak, nantinya akan ada bagi hasil Migas ke daerah penghasil di tingkat Kabupaten, Provinsi hingga ke tingkat nasional, yang sudah diatur ke dalam undang-undang.
Lanjut Haryanto, selain PT. Medco Energy yang melakukan seismik 3 dimensi di sebelah timur Pulau Subi, juga ada PT. Premier Oil yang diperkirakan akan melakukan pengeboran 2 sumur minyak di Blok Tuna, di sebelah utara Pulau Laut, Kabupaten Natuna, pada tahun 2019 mendatang.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua DPRD Natuna Yusripandi; Asisten II, Hardinansyah Razani; beberapa pimpinan FKPD, OPD; perwakikan dari PT. Medco Energy, PT.Premier Oil dan PT. Start Energy. fian