NATUNA, HR – Ajang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-9 Kabupaten Natuna telah usai digelar. Namun giat akbar di bidang seni baca Qur’an tersebut, mendapatkan raport merah dari masyarakat maupun para peserta MTQ.
Mendengar masukan dari masyarakat terkait “cacat” nya kegiatan MTQ ini, DPRD Natuna menggelar rapat evaluasi dengan panitia pelaksanaan MTQ Kabupaten Natuna ke-9, serta pemerintahan Kecamatan Bunguran Timur Laut selaku tuan rumah dalam giat tersebut.
“Rapat ini demi perbaikan ke depan, kita tak ingin ada keluhan-keluhan yang bersifat kebijakan maupun teknis pada pelaksanaan MTQ ini. Maka kami dari dewan menganggap perlu melakukan evaluasi.” kata ketua DPRD Natuna, Yusrifandi yang memimpin jalannya rapat tersebut, belum lama ini.
Menurut Yusrifandi, berdasarkan sejumlah laporan yang diterima DPRD, pelaksanaan MTQ ke-9 yang baru saja ditutup itu terdapat sejumlah catatan yang disampaikan warga dan peserta MTQ.
Catatan-catatan tersebut kebanyakannya yang berupa teknis, seperti jalan yang tak kunjung dibangun, persediaan kursi yang kurang dan lain sebagainya.
“Kami tidak ingin ada keluhan. Jangan sampai hal-hal teknis seperti tempat duduk, debu dan lain sebagainya itu jadi keluhan,” tegasnya.
Selaku penanggung jawab kegiatan, Kabag Kesra Pemkab Natuna, Syarifudin mengaku pelaksanaan MTQ 2018 berjalan sebagaimana mestinya, meskipun ia mengakui terdapat kekurangan.
“Ya, saya rasa tak ada gading yang tak retak. Kami sudah berupaya maksimal dan mengenai kekurangan-kekurangan itu kami akui adanya. Dan kekurangan itu kami anggap perlu dievaluasi untuk perbaikan ke depan,” ungkapnya.
Syarifudin menampik bila pelaksanaan MTQ itu buruk, karena menurutnya tidak ada indikator yang menjadi landasan penilainnya.
“Kalau dikatakan buruk, saya rasa tidak juga. Karena tak ada setandar untuk menilai pelaksanaanya buruk. Lagian MTQ nya kan berlangsung lancar dan meriah” ujarnya.
Akan tetapi belajar dari pelaksanaan MTQ sebelumnya, pemerintah telah sepakat melakukan perbaikan seluruh aspek yang terkait dengan pelaksanaan MTQ Kabupaten Natuna, termasuk sistem penganggarannya.
Kabag Kesra Pemkab Natuna, Syarifudin mengatakan saat ini pemerintah dan DPRD tengah mewacanakan sistem anggaran MTQ 2020 nanti dan MTQ berikutnya agar pelaksanaanya tidak terkendala dari segi anggaran.
“MTQ kita kemarin terbilang berjalan baik, hanya saja ke depan kemungkinan sistem penganggarannya akan berubah. Kami tengah berwacana dengan dewan prihal ini,” sebutnya.
Syarifudin mengaku belum bisa memastikan akan seperti apa sistem penganggaran MTQ itu ke depan. Hanya saja menurutnya berbagai opsi telah terhimpun.
Sejauh ini terdapat dua opsi yang paling populer dikalangan eksekutif dan legislatif, yakni anggaran MTQ dianggarkan dalam bentuk hibah ke kecamatan yang jadi tuan rumah, dan opsi penganggaran dengan sistem integrasi.
“Pilihan yang paling santer mengemuka ada sistem anggaran berupa hibah. Dengan sisitem ini kecamatan dan panitia akan jadi penanggungjawab tunggal atas pelaksanaan anggarannya. Kemudian ada juga sistem itegrasi di mana semua instansi terkait akan terlibat dan akan berada di bawah koordinasi tuan rumah. Tapi ini kan masih sekedar opsi, kedepannya kita liat aja nanti,” jelasnya.
Menurutnya sistem penganggaran ini mesti disepakati lebih awal, sehingga anggaran tidak menjadi ganggalan pada pelaksanaan MTQ terutama sekali pada tahap-tahap persiapannya.
“Kita ingin persiapan lebih cepat bisa dilaksanakan, agar jangan sampai ada instrumen-instrumen pendukung yang tidak rampung hingga MTQ berakhir seperti pada MTQ sebelumnya,” pungkas Syarifudin. fian