Kota Sukabumi Raih Insentif Fiskal Rp5,5 Miliar Berkat Keberhasilan Tekan Stunting

Kota Sukabumi menerima insentif fiskal Rp5,5 miliar dari pemerintah pusat setelah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 7,2 persen
Kota Sukabumi menerima insentif fiskal Rp5,5 miliar dari pemerintah pusat setelah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 7,2 persen

SUKABUMI, HR — Kota Sukabumi kembali menorehkan prestasi nasional setelah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan. Atas keberhasilan tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi menerima insentif fiskal sebesar Rp5,5 miliar dari pemerintah pusat.

Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2025, yang digelar Kementerian Kesehatan di Auditorium Kemenkes, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Bacaan Lainnya

Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki hadir dalam acara tersebut bersama Kepala Dinas Kesehatan Ida Halimah. Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kerja keras seluruh jajaran pemerintah, tenaga kesehatan, serta kader PKK dan Posyandu.

“Alhamdulillah, Kota Sukabumi mendapat insentif fiskal Rp5,5 miliar yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden. Capaian ini berkat penurunan angka stunting sebesar 7,2 persen, dari 26,4 persen menjadi 19,2 persen,” ungkap Ayep Zaki.

Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat yang konsisten melakukan intervensi gizi dan edukasi keluarga.

“Kami tidak akan berhenti di sini. Target kami, Sukabumi bisa mencapai sasaran nasional di bawah 14 persen pada tahun 2029,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi kepada daerah-daerah yang berhasil menurunkan stunting. Ia menyebut bahwa untuk pertama kalinya sejak 2013, angka stunting nasional turun di bawah 20 persen.

“Pada 2024, stunting nasional turun menjadi 19 persen, setelah bertahun-tahun bertahan di atas 30 persen. Ini capaian besar, tapi kita masih punya PR untuk mencapai 14 persen di 2029,” ujar Menkes.

Kepala BKKBN Wihaji menambahkan, penurunan stunting merupakan prioritas nasional dalam RPJMN 2025–2029 dan RPJPN 2025–2045. Ia menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan kader Posyandu.

“Rakornas ini memperkuat sinergi lintas sektor sekaligus memberi penghargaan kepada daerah berprestasi seperti Kota Sukabumi,” katanya.

Sementara itu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberhasilan menekan angka stunting merupakan hasil kerja bersama pusat dan daerah. Ia mengapresiasi komitmen kepala daerah, tenaga kesehatan, serta kader PKK dan Posyandu di seluruh Indonesia.

“Program ini harus kita kawal bersama. Penurunan angka stunting adalah hasil sinergi semua elemen bangsa,” tegasnya.

Gibran juga menyoroti Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan penurunan signifikan sebesar 5,8 persen, termasuk Kota Sukabumi yang menjadi contoh praktik baik nasional dalam membangun sumber daya manusia unggul.

Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sektor agar generasi muda tumbuh sehat, cerdas, dan produktif demi mewujudkan Sukabumi bebas stunting di masa depan. ida

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *