TAKALAR, HR – Sistem demokrasi perwakilan yang berlaku di Indonesia saat ini, rakyat menyerahkan pengelolaan negara kepundak para anggota Dewan.
Keputusan keputusan penting, termasuk penyusunan konstitusi, yang diambil para wakil rakyat tersebut akan sangat menentukan masa depan bangsa.
Oleh karena itu, seharusnya para wakil rakyat diambil dari jiwa terbaik, kompeten, idealis, adil dan yang punya rasa kemanusiaan dari bangsa ini.
Namun, sudahkah jiwa jiwa terbaik dan kompeten sekaligus yang punya rasa kemanusiaan dari bangsa ini yang mengisi posisi penentu masa depan bangsa tersebut?
Jawabnya, kenyataan beberapa tahun terakhir, sosok wakil rakyat, khususnya DPRD takalar, kelihatannya belum masuk kepada kategori jiwa besar berpihak kepada rakyat, hal inilah seorang warga masyarakat terpanggil Angkat bicara karena keprihatinannya
Muh. Kusbin Dg. Ngempo baru baru ini di alun alun lapangan Makkatang Kr. Sibali mengatakan bahwa yang mengisi posisi penentu masa depan rakyat takalar, saat ini sepertinya belum sepenuhnya kepada ketegori jiwa terbaik, kompeten, adil dan punya rasa kemanusiaan yang tinggi.
Padahal menjadi anggota DPRD adalah seharusnya yang punya kompetensi besar, jangan sebaliknya yang punya finansial besar karena tugas anggota DPRD bukan untuk menghitung perkembangan usaha tetapi untuk menghitung APBD dengan benar berdasarkan ketentuan perundang undangan yang berlaku sesuai kebutuhan masyarakat.
Sehingga siapa saja yang berminat menjadi anggota DPRD, seyogianya lebih awal membekali diri mengenal atau menguasai peraturan dan perundang undangan yang berlaku, semoga jika nanti dipercaya rakyat menjadi wakilnya, sudah paham mana yang bisa dikerjakan dan mana yang tidak bisa.
Selain itu anggota DPRD kata Kusbin seharusnya memiliki rasa kasi sayang yang besar agar dapat prihatin jika melihat rakyat terpuruk, bukan justru manaurus.
Betapa tidak kata Kusbin karena bukan tidak mungkin disekitar anggota DPRD terdapat rakyat yang tempat tinggalnya jauh dari kata tidak layak yang seharusnya menjadi perhatian untuk di urusi tetapi seakan terabaikan.
Jangan seperti tahun tahun sebelumnya bahwa sering beredar informasi bahwa anggota DPRD senangnya bagi bagi POKIR yang biasa disebut aspirasi, semoga hanya sebatas informasi belaka karena rakyat miskin yang hidupnya morat marit masih bergelimpangan dimana-mana.
Tetapi jika seandainya informasi itu benar, sebaiknya kedepan tidak ada lagi praktek seperti itu karena pertama rakyat lebih butuh perhatian, kedua sangat berpengaruh kepada rendahnya kwalitas dari manfaat uang nantinya, sementara rakyat yang di wakili para anggota DPRD, ingin kwalitas peroyek yang handal agar bisa bertahan lama dinikmati.
Berpijak dari kenyataan itu, Pemilihan Umum yang baru lalu diharapkan dapat menghasilkan legislator yang lebih baik, yang handal dan yang betul betul bisa bekerja untuk kepentingan rakyat di atas kepentingan lainnya, semoga bermanfaat demikian di sampaikan daeng Ngempo dengan penuh rasa prihatin. natsir tarang