KLATEN, HR – Meski penyelenggaraan seleksi perangkat desa telah usai, namun polemik dalam penjaringan yang dilakukan pada Minggu (29/04/2018), oleh pihak Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Kecamatan Karanganom, menuai banyak kritikan keras. Pasalnya, dalam penyelenggaraan tes dinilai tidak profesional dan sembrono.
Atas kejadian tersebut, saat dikonfirmasi pihak Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gempol, Erry Setyo Prabowo, melalui selularnya, menolak hasil tes yang diselenggarakan pihak UAD Yogyakarta.
Menurutnya, penilaian yang menjadi masalah kebanyakan pada koreksi ujian paktek komputer. Hal lain yang mendapatkan kritikan yaitu jadwal pengumuman hasil tes yang berlarut-larut hingga malam.
“Kejanggalan muncul mulai dari jam masuk, molor dari jam 07.30 WIB mundur menjadi 08.00 WIB, hingga pengumuman hasil tes yang dijadwalkan 15.00 WIB selesai pada pukul 19.00 WIB,” ungkapnya pada wartawan, Senin (30/04/2018).
Ia menilai, menyelenggarakan seleksi perangkat desa kali ini jauh lebih buruk jika dibanding pada penyelenggaraan seleksi empat tahun silam yang diselenggarakan secara mandiri oleh pihak desa. Padahal, lanjut Erry yang juga peserta tes, justru saat ini menggandeng pihak ketiga yang dianggap mampu dan profesional, tapi hasilnya malah tidak sesuai harapan.
Hal senada juga diungkapkan warga lain yang enggan disebut namanya. Sumber menyebutkan ada peserta lain yang ikut seleksi di wilayah pedan yang diselenggarakan oleh pihak Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten, nilai score dan nilai ujian untuk komputer harusnya sama, karena bobot nilainya 1, lucunya bobot nilai komputer 40 ditulis 78, berati kelebihan 38 nilai. ani sumadi