Hari Suci Siwaratri, KPPAD Bali Himbau Orangtua Beri Pengertian Baik pada Anak

oleh -396 views

DENPASAR, HR – Memasuki Hari Suci Siwaratri yang jatuh pada Kamis (23/01/2020) hingga hari ini, Komisioner KPPAD Bali, I Kadek Ariasa menghimbau kepada orangtua untuk terus memberikan pengertian yang baik pada anak-anaknya. Pengertian dan pemahaman yang disinggung oleh Ariasa terkait dengan izin keluar malam yang diberikan orangtua kepada anak dengan tujuan beribadah.

“Malam Siwaratri merupakan malam dimana Umat Hindu disarankan untuk melaksanakan meditasi melalui kegitan puasa dan berdiam diri di luar rumah sejak sore hingga sore esok hari. Hal ini membuat banyak orangtua memberikan izin kepada anak-anaknya untuk keluar rumah dengan tujuan ibadah. Namun dari tahun ke tahun hampir selalu ditemui adanya anak-anak yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan hal yang kurang pantas,” terang Ariasa.

Hal kurang pantas yang disebutkan merupakan bentuk kegiatan berduaan di tempat sepi dan gelap, minum minuman keras bersama teman-teman, atau berkeliling dengan kendaraan bermotor tanpa tunjuan yang jelas. Hal ini, menurut Ariasa, merupakan penyalahgunaan izin yang berpotensi menodai Kesucian Hari Siwaratri serta membentuk anak menjadi pribadi yang menyepelekan kepercayaan orangtua dalam jangka panjang.

“Untuk menghindari hal-hal kurang pantas tersebut, kami menghimbau kepada orangtua untuk sapat memberikan pemahaman yang baik dan benar kepada anak-anak terkait esensi dan keutamaan Hari Suci Siwaratri, sehingga tidak disalah artikan sebagai kesempatan untuk lepas dari pengawasan orangtua,” tutur Ariasa.

Mengingat maraknya kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak, Ariasa juga turut menghimbau agar selain memberi pemahaman yang baik pda anak, orangtua juga berpartisipasi aktif dalam meningkatkan komunikasi dengan anak-anaknya dalam berbagai hal untuk membangun keterbukaan dan kepercayaan antara orangtua dan anak.

Selain itu, fungsi pengawasan pada dasarnya juga menjadi tanggung jawab tokoh agama, tokoh adat, pihak sekolah, dan masyarakat sekitar. Karena selain pembimbingan, pengawasan yang positif dan konsisten juga sangat berpengaruh bagi pola perilaku anak.

“Tidak semua anak berlaku demikian, namun kasus seperti ini kerap ditemui dari tahun ke tahun. Harapan kami, dengan kesadaran dan kerjasama antara pihak keluarga, tokoh agama, tokoh adat, pihak sekolah, serta masyarakat secara general, nilai dari Hari Suci Siwaratri serta perilaku anak baik di bidang peribadatana secara khusus maupun perilaku positif anak secara umum tetap terjaga,” sebut Ariasa. gina

Tinggalkan Balasan