MAROS, HR – Sangatlah memprihatinkan nasib seorang Ibu Sannari (45), Warga Lingkungan Suli-Suli, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Meski tak pernah dapat perhatian dari pemerintah sedikit pun bantuan dari pemerintah, Ibu Sannari bertahan hidup berkat dari bantuan tetangga.
Beginilah hidup yang dialaminya. Ibu Sannari yang panggilan sehari harinya di ppanggil Ibu Sanna, hidup sebatangkara semenjak ayahnya berpulang ke rahmatullah tiga tahun yang lalu, Serta Ibunya setahun yang lalu. Selama ini Ia bertahan hidup dari uluran tangan para tetangganya.
Ibu Sannari yang di temui HR mengungkapkan, sudah puluhan tahun tinggal di rumah ini bersama Ayah dan Ibunya semasa hidup kedua orang tuanya.
“Hingga saat ini saya masih tetap tinggal di rumah tersebut seorang diri, dalam kondisi rumah seperti ini tidak ada yang berubah,” ucap Sannari saat di temui, Selasa (5/2/ 2019)..
Ibu Sannari menceritakan sedikit kisah hidupnya, kondisi yang di alaminya sehari hari kalau hujan deras turun, hanya berbaring di kelima baris papan yang juga sudah lapuk dan juga mulai rapuh. Dan setiap harinya tidur di papan itu, karena masih merasa aman dari guyuran air hujan.
Jika air hujan semakin berderai hanya atap nipa yang melindunginya dari guyuran hujan.
Mesli begitu katanya, sebenarnya hanya jika kondisi cuaca membaik saya juga merasa aman tidur di atas kasur yang juga sudah lusuh itu,
Namun, apa bila hujan mulai berdatangan ada ketakutan saya menghantui.
“Saya selalu menangis di malam hari jika hujan semakin deras melihat semua isi rumah kembali tergenangi, yang di karenakan atap rumah tidak memadai menghalau jika hujan datang amat deras. Disebabkan karena hanya dengan beberapa helai atap saja yang bertahan. Itupun bocor – bocor,” tuturnya.
Sambil ibu Sannari menahan isak tangisnya dan mengusap air matanya Ia kembali melanjutkan ceritanya.
“Coba kita tengok sendiri, kita dapa liat sendiriri kondisi rumah ini, Atap rumah ini bocor dan tinggal beberapa saja yang bertahan. Dinding rumah pun demikian juga, sudah bocor dan tiang rumah ini sudah mulai rapuh,” sebutnya..
Kalau hujan deras dan angin kencang datang, yang bisa saya lakukan hanyalah berdo’a dan berserah diri kepada Tuhan agar tidak terjadi apa-apa.
Saat kami dari HR mempertanyakan, kenapa Ibu tidak mengungsi di rumah keluarga atau tetangga saat hujan dan angin kencang tiba menghampiri.
Ia pun menjawab dirinya tidak ingin membebani keluarganya yang ada.
Disinggung darimana ibu mendapatkan bahan pokok makanan, untuk bertahan hidup.
“Saya tidak bisa memperoleh makanan, hanya saja terkadang tetangga saya memberikan nasi dan lauk pauknya, hampir tiap hari. Itupun saya sudah merasa membebani para tetangga saya yang perihatin dengan kehidupan saya,” ucapnya, sembari kembali mengusap air matanya.
Ibu Sannari sangat berharap agar semoga pemerintah dan juga para dermawan dapat memberikan bantuan uluran tangannya untuk mengurangi beban penderitaan hidup yang di alaminya selama puluhan tahun. hamzan