BENGKULU, HR – Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu, tahun anggaran 2022, kebut fisik pekerjaan rehab saluran irigasi, dengan nilai anggaran yang minim dibeberapa titik lahan pertanian yang cukup luas, dalam wilayah Kabupaten maupun perbaikan abrasi pantai, dibeberapa titik wilayah Bengkulu, serta pekerjaan perbaikan air baku agar tidak diluncurkan tahun depan 2023.
Kepala BWSS VII Bengkulu A. Adi Umar Dani ST.MT, didampingi Decky Agus Prawira mengatakan, bahwa program BWSS VII Bengkulu tahun anggaran 2022, dilanjutkan program yang telah dilaksanakan, sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan dalam pelaksanaan, perbaikan fisik saluran irigasi, abrasi pantai pembangunan Air baku.
“Terkait anggaran untuk tahun 2022 sudah cukup lumayan, 22 paket pekerjaan, 20 paket telah dilakukan teken kontrak dan 2 paket lagi sedang dalam proses. Untuk itu kita harus bekerja keras (Ngebut,red), agar tidak terlambat, mengingat tahun anggaran tinggal beberapa bulan lagi karena harus dilaporkan pada pembina (PUPR Pusat) Jakarta, secara keseluruhan fisik pekerjaan, maka kita harapkan tidak ada perpajangan kontrak kerja tahun 2023 nanti,” ungkap Adi diruang kerjanya, Selasa (14/06/22).
Dijelaskan Adi, terkait anggaran tahun 2023 untuk Balai PUPR, secara keseluruhan semua Balai menurun hingga 30%, karena beberapa pekerjaan pemerintah pusat belum selesai 100% seperti. Pembangunan 61 buah Bendungan tersebar diseluruh wilayah Indonesia, serta pembangunan IKN, memerlukan anggaran secara nasional, maka secara tidak langsung imbas dari pekerjaan belum selesai anggaran tersedot.
“Kita berusaha anggaran tahun 2023 agar tidak menurun, mudah-mudahan Bengkulu tidak seperti yang sudah kita ketahui, banyaknya pekerjaan fisik, membutuhkan anggaran yang tidak sedikit,” jelasnya.
Dikatakan salah satu program BWSS Bengkulu, nantinya pembangunan Bendungan karena, Bendungan belum ada.
“Kita akan pelajari setelah kembali dari lokasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan, fungsi dari bendungan sangat konflek. Pengendali banjir, Saluran irigasi, Pariwisata, Air baku dan fungsi pembuatan listrik,” ujarnya.
Untuk pekerjaan air Bengkulu, pekerjaan pengendali banjir perlu anggaran banyak (Besar,red), hingga tuntas dan serius, supayah warga juga terlindungi dari bahaya banjir. untuk itu kita berupayah meyakinkan pemerintah pusat (JKT,red), agar anggaran dikucurkan buat provinsi Bengkulu.
“Anggaran APBN sangat terbatas, maka kita harus meyakinkan pemerintah pusat, agar kita dapat bantuan dari luar negri, seperti bantuan loan dan besok saya beserta tim akan ke daerah, melihat progres pekerjaan seperti ke Kabupaten Mukomuko, sekaligus melihat longsor,” tutupnya. efendi silalahi