Belasan Tahun Tinggal di Gubuk Reok, Pasutri Lansia Ini Butuh Bantuan

MAROS, HR – Sepasang suami istri di Dusun Bombongi, Desa Tenrigangkae Kecamatan Mandai Kabupaten Maros sudah mendiami rumah tak layak huni sejak belasan tahun silam. Mereka adalah Dg. Sangkala (69) dan Dg. Mase (70).

Pasangan suami istri ini terpaksa bertahan di rumah yang kondisinya sangat memprihatinkan lantaran tidak memiliki biaya untuk memperbaikinya. Bahkan untuk makan saja, mereka kadang berharap belas kasih dari warga di kampungnya.

“Kadang kami tidak makan dalam sehari, kalau ada yang berbaik hati memberi kami beras, alhamdulillah kami bisa makan lagi”, curhat Dg. Mase.

Dulu sewaktu muda Dg. Sangkala bekerja sebagai buruh bangunan, sesekali jadi buruh tani di sawah jika waktu panen tiba. Saat itu kebutuhan sehari-hari mereka masih dapat di penuhi, apalagi sang istri juga membantu dengan jadi dukun beranak di kampung.

Seiring bertambahnya usia dan menurunnya kondisi fisik, Dg. Sangkala tidak bisa lagi bekerja, apalagi matanya sudah tak lagi melihat sejak setahun silam.

Sedangkan Dg. Mase juga sudah jarang dipanggil jadi dukun beranak, hal ini di sebabkan karena kondisi fisiknya yang semakin lemah, di tambah dengan kebijakan pemerintah yang mengaharuskan persalinan di lakukan pada fasilitas kesehatan yang di sediakan pemerintah.

“Saya sudah jarang di panggil jika ada orang mau melahirkan, mereka pasti ke puskesmas, jadi saya tidak punya kerjaan. Kalaupun saya di panggil, paling untuk memandikan bayinya, penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari”, tutur Dg. Mase

Kondisi inilah yang membuat pasangan suami istri ini tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sebenarnya Dg. Sangkala dan Dg. Mase memiliki lima (5) orang anak dan semuanya telah menikah.
Akan tetapi kondisi ekonomi anaknya tidak jauh berbeda dengan mereka, sehingga tidak bisa membantu meringankan bebannya.

Bahkan seorang anaknya yang bernama Ambo Aha (47) juga mengalami kebutaan sejak 2 tahun silam. Ia di tinggal istrinya karena tidak mampu lagi bekerja. Ambo Aha kini tinggal bertiga bersama bapak dan Ibunya di gubuk reok itu.

Sementara itu Kepala Dusun Bombongi Dg. Beddu berharap agar ada perhatian serius dari pemerintah dan instansi terkait.

“Kami berharap kepada semua pihak untuk memperhatikan warga kami, terutama pemerintah dan instansi terkait agar kiranya memberi bantuan untuk meringankan beban Dg. Sangkala dan Dg. Mase”, ujarnya.

Beddu menambahkan, semoga ada bantuan bedah rumah, agar mereka dapat tinggal di rumah yang layak huni.

Senada dengan itu Kepala Desa Tenrigangkae Wahyu Febri mengutarakan bahwa pemerintah Desa Tenrigangkae telah melakukan berbagai upaya agar warganya ini mendapat bantuan.

“Kami sudah komunikasi dengan banyak pihak, termasuk dengan dinas sosial dan juga beberapa instansi terkait. Dan sudah ada kesepakatan untuk membantu warga kami ini, bahkan sudah ada dari dinas sosial yang datang meninjau lokasi, tapi hingga hari ini belum ada realisasi”, terangnya.

“Selain menunggu bantuan dari pemerintah, kami juga membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin membantu warga kami. Kami yakin diluar sana masih banyak orang dermawan yang siap membantu”, pungkasnya. Hamzan

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *