Anggota Dewan Desak KPK Mengusut Jebolnya Bendungan Titab – Ularan

oleh -1.4K views
oleh
Nyoman Tirtawan, anggota Komisi I DPRD Prov Bali.

BALI, HR – Bendungan Titab-Ularan yang berada di Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Singaraja, Bali, Selasa (6/2), mengejutkan warga sekitar dengan mengeluarkan suara gemuruh yang keras, bahkan kemudian tak berselang lama, dinding bagian hilir bendungan Titab-Ularan jebol. Bahkan beberapa titik di sekitar arela bendungan itu juga mengalami hal sama, sehingga membuat warga mulai was-was dengan musibah jebolnya dinding bendungan tersebut.

Berdasarkan sejumlah informasi yang dikumpulkan menyebutkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu, sejumlah warga yang kerap kumpul di areal Bendungan Titab-Ularan mendengar suara ledakan yang begitu bergemuruh. Berselang beberapa waktu, terdengar suara gemuruh dan terlihat dinding bendungan bagian hilir longsor.

“Awalnya terdengar suara ledakan keras, setelah itu saya sudah lihat ada jebol di bendungan, persis di dindingnya itu. Makanya semua lari,” ujar salah seorang warga di sekitar lokasi Bendungan Titab-Ularan.

Beberapa warga yang berada di areal Bendungan Titab-Ulara yang menyaksikan kondisi jebolnya bendungan itu mengaku was-was dengan hal tersebut. Sebab hal itu merupakan jebol yang terbesar bila dibandingkan dengan beberapa permasalahan sebelumnya.

“Kami tidak tahu apa karena musim hujan, terus tanahnya labil makanya jebol atau gimana seperti longsor-longsor di lokasi lain. Yang jelas, yang kami sangat ketakutkan. Jika air ke bawah, secara otomatis desa-desa dibawah semua kena imbas. Kami harapkan, agar segera ditangani. Sebelumnya juga pernah ada kejadian retak gitu, tapi malah dibilang aman. Kalau sekarang sudah jebol dibilang aman, saya tidak ngerti,” ungkap beberapa warga.

Bendungan Titab-Ularan, Singaraja, diresmikan pada pertengahan Desember 2015 lalu. Proses impounding atau pengisian airpun dilakukan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Yang di dalam kesempatan itu turut dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM, yakni AN GN Puspayoga serta Presiden RI V yakni Megawati Soekarno Putri.

Proyek yang menelan biaya Rp 428.721.540.000 melalui APBN (multiyears) itu, dikerjakan oleh BUMN. Dari informasi yang dikumpulkan HR, proyek tersebut dikerjakan oleh PT Nindya Karya dan PT Brantas Abipraya. Sedangkan kossultan supervisinya adalah PT Indra Karya dan konsultan perencana PT Wahana Adya.

Sangat disayangkan jika proyek yang baru berumur tiga tahun tersebut sudah jebol. Hal ini membuat anggota dewan, Renon, angkat bicara.

Anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali, Nyoman Tirtawan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk turun mengusut proyek Bendungan Titab di Buleleng yang jebol, Selasa lalu (6/2). Apalagi sebelum jebol, bendungan senilai Rp 498 miliar ini juga mengalami masalah.

Menurut Tirtawan, proyek Bendungan Titab, di Buleleng memang terkesan penuh masalah. Bahkan proyek ini cukup lama dibiarkan atau tak diisi air tanpa alasan yang jelas setelah diresmikan, 13 Desember 2015 lalu. Kemudian muncul dugaan salah konstruksi, sehingga Bendungan Titab sempat meledak pada teknis pengisian air pertama. Akibatnya, banyak dana yang “tertimbun” di Bendungan Titab tapi hasilnya buruk.

“Sepatutnya penegak hukum turun ke Bendungan Titab. Usut dugaan penyimpangan anggaran, dan dugaan – dugaan kerugian negara dalam pembangunan Bendungan Titab,” tandas politisi asal Bebetin, Buleleng ini.

Dia mengatakan, baik Kejaksaan atau kepolisian bisa mengusut dugaan penyimpangan anggaran, hingga belum apa – apa proyek tersebut sudah jebol. Bahkan Tirtawan berharap lebih serius, agar kasus ini diusut KPK saja.

“Bagi saya, penegak hukum yang bisa mengusut kasus ini Kepolisian, Kejaksaan bahkan sebaiknya KPK saja. Kami mengharapkan KPK turun mengusut dugaan penyimpangan anggaran proyek ini, masak proyek Rp 500 miliar (Rp 498 M) biasa kacau seperti ini,” tandas Tirtawan.

Dia mengatakan, proyek ini sangat diharapkan oleh masyarakat. Karena akan menjadi sumber air minum, sumber air irigasi sawah, sumber pembangkit listrik tenaga air, menjadi tempat memelihara ikan hingga menjadi tempat rekreasi. Namun dalam pelaksanaannya cenderung tidak becus, karena setelah diresmikan malah tidak berani menampung air. Setelah sempat uji pengisian air, malah meledak. Diduga ledakan keras hingga menghancurkan tutup pembuangan itu, berimbas pada kekuatan kontruksi sehingga tidak berani menampung air.

“Mulai tahun 2015 akhir, selesai tidak diisi air. Baru akhir tahun 2017 diisi air, setelah banyak sorotan. Dan akhirnya malah ada yang jebol,” ungkapnya.

Selain ada dugaan penyimpangan anggaran, Tirtawan juga berharap agar ada jaminan bahwa tidak sampai jebol dinding bendungan.

“Ini akan menjadi ancaman serius, karena bendungan itu jika sampai jebol akan membahayakan beberapa desa. Ini juga mesti diantisipasi dengan kacaunya proyek ini,” kata Tirtawan.
Sayangnya, Kepala Balai Wilayah Sungai Penida-Bali (BWS) tidak menjawab saat dikonfirmasi melalui WA (WhatsApp). ans

Tinggalkan Balasan