GARUT, HR – Dalam upaya menjaga lingkungan serta mewujudkan masyarakat bebas dari sampah para pemuda pemudi yang tergabung dalam komunitas pemuda pemudi Tegalsari (KPPT) Desa Langensari Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut, Minggu (12/11), olah sampah rumahan warga jadi berkah.
Paras cantik tidak jadi kendala untuk mengelola sampah.
|
Para pemuda pemudi yang usianya tergolong masih muda ini termotivasi untuk mengolah dan membuang sampah pada bak pembuangan sampah yang nantinya diangkut oleh kendaraan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kab. Garut.
Kegiatan Mengolah sampah ini menurut Rani (18), merupakan hal yang unik, menyenangkan dan juga menantang, awal mulanya sih merasa jijik, kata Rani, tapi dengan berselangnya waktu perasaan tersebut tidak ada karena mungkin sudah terbiasa kali.
Rani mengungkapkan kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu aktivitas belajar sekolah karena waktu pengerjaannya dilakukan pada waktu pulang sekolah dan waktu libur sekolah,” dari pada ngelamun dirumah dan main yang tidak ada manfaatnya sekaligus mengisi waktu libur mending melakukan kegiatan positif”.
Dengan adanya pengelolaan sampah ini juga, imbuh Rani, menjadikan suatu kebersamaan tumbuhnya jiwa korsa antar anggota dan para warga dalam menjalin komunikasi dan silaturahmi.
“Kami bersama teman lainnya tidak merasa terpaksa justru sangat senang melakukan kegiatan positif ini,” imbuhnya.
Ketua 1 Komunitas KPPT Bidang Pelaksana Erwin mengatakan bahwa komunitas KPPT ini dibentuk jadi suatu organisasi sosial, membantu warga masyarakat sebanyak 250 KK untuk membuang sampah, adapun timbal baliknya merupakan partisipasi tidak terikat alias jual jasa dengan tarif Rp. 10.000/KK/Bulan dengan kurun waktu buang sampah seminggu 3 kali dengan sistem jemput bola ke setiap rumah warga.
Erwin menambahkan sampah – sampah rumahan yang kita ambil dikumpulkan dan di sortir (memisahkan sampah organik dan non organik) , hasil dari jasa buang sampah kita kumpulkan untuk kegiatan para warga masyarakat diantaranya memperingati dan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, pengajian, dan peringatan hari besar islam. Jadi para pemuda pemudi tidak meminta lagi kepada para warga dilingkungan RW 04 Desa Langensari Tarogong Kaler, Jawa Barat. Adapun dalam pengelolaan sampah non organik, kata Erwin, seperti botol minuman, kertas, kardus, dan lainnya dijual kepada tukang loak yang biasa datang, hasil penjualannya dimasukan pada uang kas untuk digunakan sebagai dana talang kegiatan komunitas.
Erwin berharap, para pemuda pemudi dapat konsisten, pileuleuyan, jadikan komunitas KPPT ini sebagai wadah pembelajaran yang positif.
“Kalau bukan kita para generasi yang menjaga lingkungan, lalu siapa lagi,” tandasnya. deni
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});