BALIKPAPAN, HR – Gemuruh takbir menggema di Masjid terbesar se-Asia Tenggara, Islamic Center Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (10/5), saat acara Rapat dan Pawai Akbar 1436 H yang digagas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Propinsi Kaltim.
Puluhan ribu warga dari berbagai belahan daerah di Pulau Kalimantan memadati acara ini. Tema yang diusung adalah “Bersama Umat Tegakkan Khilafah”. Tema ini mengungkapkan kondisi Indonesia saat ini dalam cengkraman neo liberalisme dan neo imperialisme. Terkait itu, Hizbut Tahrir mengajak umat untuk bersama-sama menyelamatkan Indonesia melalui perjuangan mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan Syariah dan Khilafah.
Acara diawali sambutan Ketua DPD I HTI Kaltim, Ustadz Ir. Syaipul Abu Zahra, dilanjutkan orasi pertama oleh Ustadz Muhammad Yusli SPd dengan tema “Indonesia Terancam Neoliberalisme & Neoimperialisme”.
Dalam orasinya, Ustadz Yusli menjelaskan fakta Indonesia yang walaupun sudah merdeka, namun secara politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum serta pertahanan negara Indonesia sejatinya masih di bawah penjajahan model baru itulah neoimperialisme serta neoliberalisme.
Neoliberalisme menghendaki upaya pengurangan peran negara dalam bidang ekonomi. Negara dianggap sebagai penghambat utama penguasaan ekonomi oleh individu/korporat. Pengurangan peran negara dilakukan dengan privatisasi sektor publik, seperti migas, listrik, pencabutan subsidi BBM dan lainnya. Neoliberalisme dan neoimperialisme ini berdampak tingginya kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, kerusakan moral, korupsi yang menggurita, dan kriminalitas merajalela.
Senada dengan orator pertama, Ustadz Rudy Harianto ST yang mengupas tentang “Syariah & Khilafah untuk Rahmatan Lil’alamin”, menjelaskan bahwa tegaknya khilafah merupakan kewajiban yang telah disepakati oleh para Ulama dan Imam empat Mahzab. Dimana kaum muslimin wajib memiliki seorang Imam yang akan menegakkan syiar-syiar agama dan akan menolong orang yang terdzalimi oleh orang-orang dzalim.
Hadir pula pada kesempatan kali itu Ketua DPP HTI Jakarta, Ustadz Ir. MR Kurnia, Msi. Dalam pidato politiknya, Ustadz Kurnia menyerukan kepada seluruh peserta yang hadir untuk berjuang bersama-sama dengan Hizbut Tahrir memperjuangkan tegaknya kembali kehidupan Islam dalam naungan Khilafah.Seluruh peserta pun menyambut seruan itu dengan pekikan takbir yang membahana.
Selanjutnya acara diakhiri dengan prosesi puncak yaitu pelepasan pawai akbar puluhan ribu peserta dengan berjalan kaki melewati rute dari Masjid Islamic Center di Jl. Slamet Riyadi- Jl. P. Antasari- Jl. Cendana dan kembali lagi ke halaman utama Islamic Center. Peserta terus bersemangat berpawai sambil mengibarkan bendera kaum muslimin, Al-Liwa dan Ar-Roya.
Perlu diketahui bahwa acara Rapat dan Pawai Akbar 1436H ini tak hanya berlangsung di Kaltim, tetapi HTI pun melakukan rangkaian Rapat dan Pawai Akbar ini di 36 Kota di seluruh Indonesia sebagai even untuk memperingati momentum bulan Rajab dan Isra Miraj 1436 H, dan acara puncak akan berlangsung di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada 30 Mei 2015. ■ lik