SURABAYA, HR – Kondisi alam yang saat ini sedang memasuki musim penghujan, mengakibatkan banyak bermunculan lubang-lubang di jalanan aspal, hal tersebut sangat berbahaya karena bisa mengancam jiwa para pengguna jalan, terutama pengguna kendaraan Roda 2.
Munculnya lubang-lubang yang menganga di beberapa ruas jalan, terutama pada jalan yang masuk kategori Jalan Nasional (pendanaannya dari APBN), ditenggarai banyak pihak dikarenakan kualitas aspal yang terpasang sudah mengalami degradasi, sehingga saat hujan deras butiran agregat langsung terlepas karena daya rekatnya sudah tidak sesuai harapan.
Ironisnya, niat baik pemerintah yang tanggap dengan keluhan masyarakat pengguna jalan, dengan cara menggelontorkan ratusan milyar untuk biaya preservasi (pemeliharaan, konstruksi, rehabilitasi) jalan, agar pembangunan tetap terjamin dan kondisi jalan dalam kondisi mantap, dimanfaatkan oknum-oknum untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok.
Belum lama ini (8/2), HR menemukan adanya dugaan pekerjaan pemeliharaan jalan di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur, Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Provinsi Jatim, PPK Sidoarjo-Pandaan- Purwosari-Malang-Kepanjen yang tidak sesuai petujuk teknis (juknis). Hal ini dikarenakan pemeliharaan dilaksanan pada malam hari, dengan kondisi permukaan jalan yang basah dan masih berair.
Melihat cara pemeliharaan jalan yang seperti itu, tentu kualitas maupun mutu pekerjaan yang dihasilkan sangatlah jelek dan jauh dari harapan masyarakat, yang menginginkan kondisi jalan yang mantap dan berkualitas tinggi. Praktik-praktik seperti itu layak diduga sudah lumrah (terbiasa, red) dilakukan di Wilayah kerja PPK yang dikomandoi Rizka Aditya Rachman, ST.,MT.
Terkait temuan adanya praktik-praktik kecurangan yang berakibat ke pengurangan mutu perbaikan jalan di seputar jalan Nasional Pandaan, HR (8/2) mencoba menghubungi Rizka selaku PPK untuk meminta komentarnya. Tapi sayangnya, Rizka bungkam seribu bahasa,
Rizka baru memberikan komentar (9/2) setelah HR mengirimkan video temuan tersebut via pesan whatsapp kepada Kepala BBPJN Ir. Achmad Subki. Rizka menerangkan bahwa pekerjaan tersebut sudah sesuai SOP yang berlaku, karena agregat aspal hotmix dipadatkan memakai stamper.
Perihal adanya lubang yang hanya ditabur agregat, Rizka menanggapi dengan enteng “itu hanya lubang kecil”, kilahnya. Sementara perihal perekat aspat yang dilaksanakan pada saat kondisi permukaan jalan aspal basah dan berair, Rizka berkilah bahwa permukaan aspal sudah disapu. Padahal dari hasil foto visual dan rekaman video yang diambil HR, menunjukkan kondisi jalan yang basah dan tidak terlihat adanya petugas yang menyapu.
“Wartawan itu, janganlah hal-hal kecil seperti itu yang dinaikkan ke permukaan, padahal mereka kerja demi kepentingan orang banyak. Untuk temuan adanya permukaan jalan yang pengaspalannya dilakukan saat kondisi jalan basah, akan kita bongkar lagi,” ungkap Rizka.
Terkait kegiatan pekerjaan tersebut, HR menanyakan nama mata anggaran kegiatan tersebut, tetapi sayangnya Rizka bungkam dan terkesan ada yang disembunyikan. Padahal berdasarkan data yang tayang di SIRUP LKPP Satker PJN Wilayah III Tahun Anggaran 2021 diketahui untuk paket pekerjaan presevasi jalan Sidoarjo-Pandaan-Purwosari-Malang-Kepanjen, kegiatan lelangnya masih pada tahap evaluasi administrasi
Sampai berita ini tayang, HR belum mengetahui nama dan besaran anggaran pekerjaan tersebut, hanya Rizka dan Ir. Achmad Sukbi yang tahu, karena mereka berdua masih menutup rapat informasi yang sebenarnya menjadi hak masyarakat untuk mengetahui. ian