JAKARTA, HR – “Demi keamanan sesuai dengan jumlah anggota yang ada. Jadi tidak ada diskriminasi. Kita menjunjung tinggi HAM,” ucap Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Salemba, Jakarta Pusat, Ali ke HR di halaman luar Lapas Salemba, Jumat (26/08) terkait adanya tudingan diskriminasi atas di pindahkannya jadwal ibadah umat Kristen.
![]() |
KPLP Ali
|
Sejak dua Minggu belakangan ibadah hari Minggu bagi umat Kristiani ditiadakan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA, Salemba. Jadwal ibadah itu digeser ke hari Sabtu.
“Lapas Salemba merupakan Lapas percontohan untuk Lapas seluruh Indonesia. Jadi, sesuai hasil rapat intern Lapas bahwa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kita sepakati salah satu yang harus diperbaiki adalah pengamanan dan mengurangi resiko ibadah yang hari Minggu bagi Kristiani digeser ke hari Sabtu. Pergeseran itu kita lakukan mengingat jumlah petugas hanya 6 orang yang dibagi dalam dua sip yaitu siang dan malam,” terang Ali.
Ketika ditanya sejauh mana potensi kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dalam ibadah hari Minggu? Ali mengatakan, “sesuai dengan pengalaman bahwa dalam hari hari libur itu yang sering terjadi ada kejadian tawuran di Lapas, jadi itu yang diantisipasi,” tambah KPLP.
“Program Lapas percontohan se-Indonesia mengupayakan selain pengamanan juga memperketat masuknya peredaran narkoba dan membersihkan narkoba di dalam Lapas,” ungkapnya lagi.
“Pergeseran ibadah hari Minggu umat Kristiani ke Hari Sabtu dianggap tidak baik, karena ibadah raya itu dihari Minggu, sementara kebaktian selain hari Minggu hanya pengisi kekosongan,” ujar Suwenti. thom
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});