TANGERANG, HR – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Perhubungan mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor I, rute Poris Plawad–Jatiuwung.
Bertempat di Terminal Poris Plawad, Kamis (1/12), Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin melepas iringan bus BRT yang diberi nama Trans Kota Tangerang ini, untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat Kota Tangerang.
Sachrudin mengatakan, untuk tahap awal akan dioperasikan empat bus. Di mana untuk operatornya, sementara akan dikelola oleh Dinas Perhubungan. Jika dalam perkembangannya responnya cukup tinggi, jumlah bus yang dioperasikan tentu akan ditambah.
“Dari 10 unit yang ada, kita uji coba empat armada terlebih dulu. Tahun depan, akan kita tambah lagi jadi 10 unit,” paparnya saat meresmikan pengoperasian BRT.
Menurut Sachrudin, BRT ini merupakan upaya Pemkot Tangerang dalam rangka memenuhi harapan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan pelayanan transportasi. Dirinya berharap, agar masyarakat dapat beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke sarana transportasi publik BRT terutama, karena dapat meminimalisir kepadatan lau-lintas yang ada di Kota Tangerang.
“Kita harus dapat memberikan solusi dan inovasi bagi permasalahan transportasi, karena hampir sebagian besar problem di kota-kota tak lepas dari soal transportasi. Dengan adanya sarana alternatif ini, diharapkan dapat mengurangi segala permasalahan didalamya. Seperti halnya soal kepadatan lalu-lintas,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang, Engkos Zarkasi mengatakan, BRT berkapasitas sekitar 40 penumpang, 20 penumpang yang duduk dan 20 penumpang berdiri. Bus melayani koridor Poris-Jatiuwung sepanjang 17 kilometer (pulang-pergi).
“Untuk tarif penumpang umum Rp 3.500, pelajar Rp 1.000. BRT beroperasi dari jam 5 pagi sampai 10 malam,” terangnya, seraya menjelaskan, untuk tarif merujuk pada Perda yang berlaku. Sedangkan untuk tahun depan, akan menggunkan tarif flat yaitu Rp. 2,000,-, untuk umum maupun pelajar, baik jauh maupun dekat. Sesuai dengan aturan terbaru yang akan berlaku di tahun 2017.
“Ini masih soft launching, kita uji coba terlebih dulu. Insya allah, tahun depan sudah dapat operatornya,” ungkapnya.
Engkos menambahkan, ujicoba BRT masih satu koridor. Untuk wilayah lain, ke depan akan kita kembangkan dan lihat khususnya dari sisi kepadatan lalu-lintas. Mudah-mudahan hadirnya BRT ini, akan semakin menambah sarana transportasi publik sebagai sarana transportasi alternatif bagi masyarakat. “BRT diharapkan dapat memberikan layanan angkutan umum yang lebih nyaman, aman, dan terjadwal. Juga dapat mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke sarana transportasi publik,” tutupnya. haryo/hms
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});