GOWA, HR – Pemerintah Pusat akan mengalokasikan anggaran dari APBN sebesar Rp 1,7 triliun hingga Rp 2 triliun untuk pembangunan Bendungan Jenelata, yang akan dibangun di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa tahun ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), T Iskandar, saat menemui Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan di Rujab Bupati, Rabu (30/1).
“Hari ini kami menyampaikan ke pak bupati bahwa sesuai arahan dari pak menteri yang diteruskan ke BBWSPJ, pembangunan Bendungan Jenelata akan dimulai tahun ini, dengan anggaran sekitar Rp 1,7 triliun hingga Rp 2 triliun dari APBN. untuk pengerjaan kontruksi saja atau belum termasuk untuk lahan. Jadi anggaran lahan harus melalui hitungan apprasial,” ungkap Iskandar.
Terkait target pembangunan Bendungan Jenelata, kata Iskandar, pihaknya akan menyelesaikan dengan waktu hingga 2022.
“Kita akan mulai tahun ini dengan estimasi selesainya tahun 2022 atau paling lambat 2023 mendatang,” bebernya
Dipaparkan Iskandae, adapun luas lahan bendungan Jenelata di perkirakan kurang lebih 1.702,81 hektar, yang terdiri dari kebutuhan luas lahan untuk konstruksi kurang lebih 70,83 hektar. Luas lahan untuk quarry/akses dll 199,80 hektar, luas untuk fasilitas umum 2,23 hektar, kebutuhan lahan untuk genangan 1.220,60 hektar dan kebutuhan lahan untuk greenbelt 209,35 hektar.
Selain itu, data teknis luas DAS (daerah aliran sungai) sebesar 222,61 Km2. Luas genangan 12,20 Km2, volume tampungan maksimal 246 juta m3, volume tampungan mati 8,15 juta m3, volume tampungan efektif 238,00 juta m3, debit banjir maksimum 3.598,98 m3/detik, debit banjir rancangan 2.547,80 m3/detik, tipe bendungan urugan zona dengan inti kedap air.
Tak sampai disitu, tinggi bendungan ini berkisar 59,8 m, untuk panjang puncak bendungan 1.460 m, lebar puncak bendungan 12,00 m, elevasi puncak bendungan +105,80, elevasi pelimpah +99,50, elevasi dasar +46,00, tipe bangunan pelimpah pelimoah samping, panjang mercu pelimpah 80,00 m, panjang terowongan 850,00 m dan diameter terowongan 4.50 m.
“Bendungan Jenelata ini akan menampung air hingga kapasitas 246 juta m3, yang nantinya akan menyuplai kebutuhan air pada tiga daerah irigasi atau mencapai cakupan irigasi hingga 22 ribuan hektar,” sebut Iskandar.
Oleh karenna itu menurutnya dengan kehadiran Bendungan Jenelata tersebut, nantinya akan mengurangi potensi banjir.
“Jika sebelumnya sungai Jenelata memiliki kemampuan potensi banjir 1.800-an m3, maka setelah ada Bendungan Jenelata mampu turun hingga kebawah 750 m3,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyambut baik atas respon yang begitu cepat dari Kementerian PUPR. Pasalnya Bendungan Jenelata merupakan hak yang menjadi prioritas dan mendesak di tahun ini.
” Anggaran awal sebesar Rp 460 miliar sudah siap untuk membebasan lahan. Dan kita juga akan bekerjasama dengan Badan Pertanahan untuk menghitung kelayakan tanah masyarakat yang akan dibebaskan nantinya. Sehingga setelah pertemuan ini, kami akan langsung melakukan sosialisasi di lima desa terdampak pembangunan Bendungan Jenelata, yakni di Desa Moncongloe, Desa Tanakaraeng, Desa Manuju dan Desa Pattallikang,” ungkap Bupati..
Terkait relokasi warga dari lima desa terdampak yang kisarannya mencapai 1.733 KK (7.092 jiwa) itu, orang nomor satu di Gowa ini mengatakan pastinya relokasi akan ada. Hanya saja masih akan di bicarakan dulu apakah warga mau di relokasi oleh pemerintah atau mau mencari tempat sendiri di luar kawasan Bendungan Jenelata.
Sementara itu kedatangan rombongan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) ini turut disambut Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni, Kadis PUPR, Mundoap, Camat Manuju Tajuddin Dolo, dan beberapa SKPD lingkup Pemkab Gowa.kartia