JAKARTA, HR – Di dalam penyelenggaraan mutasi Kepala Sekolah diduga sangat tidak efektif. Kepsek (leadership) adalah sebagai tenaga pengelola maju mundurnya kualitas dan kuantitas secara internal academik pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Begitu juga masalah manajemen keuangan di sekolah harus dikelola dan dipertanggung jawabkan, padahal tupoksi kepala sekolah adalah membuat program kegiatan belajar mengajar (KBM).
Sekarang mana yang didahulukan, KBM atau keuangan, karena kepala sekolah, bukan hanya menghadapi kertas semata, melainkan benda hidup manusia anak–anak bangsa sebagai generasi penerus, yang cukup urgent untuk menopang supaya dapat pintar dan tawakal.
Namun, karena adanya eksplorasi mutasi kepsek, sehingga mereka (kepsek) bulum dapat berbuat semaksimal agar berkembang. Karena hanya dua tahun di satu sekolah sudah pindah kesatu se kolahan lain, berarti kalau hanya dia periode jabatan Kepsek empat sekolah yang dikelola dengan beragam metode yang mereka hadapi dari kepsek sebelumnya di tiap–tiap sekolah. Hal ini sangat dilematis bagi kepala sekolah sekarang ini.
Seperti ucapan seorang kepala sekolah yang tidak mai disebut jati dirinya, mengatakan, coba kalau hanya dua tahun kita di satu sekolah sampai sejauh mana kita harus berbuat, karena dapur disetiap sekolah sangat berbeda–beda penggunanya belum tentu sekolah yang kita tempati lagi sesudah mutasi sama penanganannya dengan sekolah yang kita tempati sebelumnya tegasnya.
Lanjutnya, kalau bisa biarlah empat tahun disatu sekolah biar kelihatan kinerja seorang Kepsek, jadi kalau hanya delapan tahun berarti cukup dua sekolah selama jabatan itu masih kepala sekolah, tuturnya.
Maka dihimbau kepala pihak yang berwenang di lingkungan pendidikan agar dikaji ulang mengenai pemutasi jabatan kepala sekolah dua tahun relatif singkat. thamrin st
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});