NATUNA, HR – Laut Indonesia ternyata bukan hanya kaya oleh beragam biota laut yang sangat banyak dan langka. Namun juga menyimpan kekayaan materi dari kejayaan masa lalu, khususnya Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).
Tak tanggung-tanggung, nilainya diperkirakan mencapai triliunan rupiah dan tersebar di 463 titik di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah di Kabupaten Natuna, barang muatan kapal tenggelam di Natuna terbilang cukup banyak. Apalagi, Natuna bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1, yang memang sudah sejak zaman dahulu menjadi jalur perdagangan.
Untuk menjaga BMKT yang ada di Kabupaten Natuna, pemerintah pusat dan pemerintah daerah Natuna pun berupaya menjaga situs BMKT tersebut dari penjarahan. Salah satunya dengan cara memanfaatkan situs BMKT tersebut menjadi destinasi wisata arkeologi.
Dalam rapat kordinasi BMKT serta monev (monitoring dan evaluasi) terpadu oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman, di ruang pertemuan Natuna Hotel, Selasa (23/5/17), Wakil Bupati Natuna mengungkapkan, banyak situs BMKT di Natuna yang belum terdata secara akurat.
“Kedepan agar nanti bisa tercatat dengan betul, kita survei kesana, supaya kita tahu titik kordinatnya. Kita susun program nanti disharing dengan pemerintah pusat. Karena anggaran daerah saja tidak akan mampu untuk hal tersebut.”jelas Wabup.
Wabup Ngesti pun berharap SKPD terkait untuk membuat atau memasukan program yang tahapannya disesuaikan dengan keuangan daerah. Program tersebut nantinya ditujukan untuk pengelolaan dan penyelamatan BMKT yang berkelanjutan.
Sementara itu Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Natuna, Erson Gempa menuturkan, dinasnya akan mengangkat konsep wisata MEA (marine, ekoturism, dan arkeology). Tiga hal itu dikatakan Erson akan menjadi kekuatan Natuna untuk mengangkat sektor pariwisatanya.
“Tidak semua daerah memiliki wisata arkeologi, maka dari itu Natuna sudah selayaknya dijadikan museum kapal tenggelam. Namun, pemda membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat baik dari segi anggaran maupun regulasinya,”ungkap Erson.
Erson pun berharap, pembangunan museum di Natuna dapat segera dipercepat, mengingat butuh waktu cepat untuk menjaga barang BMKT.
“Kami punya target pada 2020 akan diselenggarakan Tour de Natuna untuk promosikan pariwisata daerah ini. Kami harap dari KKP, kalau museum sudah berdiri. Semoga barang yang sudah diangkat bisa diserahkan kembali ke Pemda Natuna,”ujarnya.
Perkataan Kadis Pariwisata Natuna Erson Gempa juga dibenarkan oleh Kasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jaenab. Menurutnya Natuna sangat kaya dari sumber daya budaya, terutama barang arkeologi.
” Kualitas air di Natuna masih diambang aman. Sangat aman untuk snorkling ataupun penyelam pemula. Ditambah dengan Situs BMKT di Natuna tidak terlalu dalam. Ini tentu branding yang bagus, apalagi dipoles dengan berita sejarah,”tutur Jaenab.
Namun Jaenab menyayangkan salah satu situs yang berada di perairan Teluk Buton kondisinya memperihatinkan. Kondisinya berserakan dan tidak utuh. Dirinyapun berharap segera diambil kebijakan untuk menyelamatkan BMKT tersebut. fian
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});