JAKARTA, HR – Pada 17 Agustus 2017 adalah hari Kemerdekaan Indonesia yang telah genap berusia 72 tahun. Setiap tahun dalam pertumbuhan eksistensi Indonesia merdeka selalu berada dalam dinamika situasi nasional maupun internasional. Hal ini tidak lain karena Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik yang berdaulat merupakan bagian bersama-sama dengan Negara-negara yang lainya sebagai warga Negara dunia. Demikian diutarakan Sekretaris Jendral Advokasi Rakyat untuk Nusantara (ARUN) Bungas T Fernando Duling atau lebih akrab dipanggil Nando, Kamis (22/6), di Cikini kepada harapanrakyatonline.com.
Dikatakannya, 72 tahun Indonesia merdeka tidak serta merta terlepas dari permasalahan-permasalahan perubahan geopolitik internasional yang saat ini telah mengarah kepada pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang meningkat dan secara potensial akan kebutuhan pangan, energy dan air turut serta meningkat. Peningkatan jumlah penduduk dunia menyebabkan perubahan pergesaran “konflik” dari Timur Tengah, Asia Tengah menuju Samudra Pasifik yang dipicu akan kebutuhan pangan, energy dan air yang meningkat dan berpotensi Krisis.
“Indonesia merupakan Negara yang terletak langsung dalam perbatasan Samudra Pasifik dan merupakan satu Wilayah Regional Asia Tenggara serta Wilayah Asia lainnya, sehingga letak Indonesia menjadi pusaran strategis dari dampak konflik pergeseran dari Asia Tengah menuju Samudra Pasifik. Perang Inkonvensional adalah hal nyata yang akan dihadapi 72 tahun Indonesia merdeka yang merupakan rangkeyan tidak terputus dalam prakondisi geopolitik dunia yang telah berubah dalam pasca perang dingin,” terang Nando.
Kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia, menurut Nando dalam potensi pangan, enegy dan air adalah daya tarik kepentingan-kepentingan dunia untuk menguasai. Dan cara perang konvensional adalah hal yang tidak efektif dalam menguasai Indonesia, maka cara-cara perang inkonvesional adalah hal pasti yang dihadapi oleh Indonesia.
“Seruan yang dikumandangkan oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo menyebut aksi 171717 yang akan dilakukan serentak pada 17 Agustus 2017 pukul 17.00 WIB yang digagas TNI nanti merupakan aksi kasih sayang. Melibatkan semua elemen agama, dan bila masyarakat saling sayang menyayangi, hormat menghormati maka keutuhan bangsa bisa terjaga. Dan Indonesia akan menjadi negara yang disegani oleh negara lain karena posisinya yang memang diperhitungkan,” ujar mantan aktifis 98 dalam mengapresiasi dan
menyambuat baik seruan itu.
Lebih lanjut Nando memaparkan bahwa ini adalah langkah positif dan baik dalam momentum 72 tahun Indonesia merdeka, dan langkah ini tentunya menjadi langkah strategis dalam pertimbangan Panglima TNI ketika beliau pernah mengutarakan upaya-upaya “Invisible hand” mendesain untuk membuat kekacauan, sehingga membelah Negara kesatuan Indonesia. ujar Nando.
“Advokasi Rakyat untuk Nusantara yang disingkat ARUN, sendiri memiliki makna kandungan spiritual persatuan dalam arti sinar kemerah-merahan di ufuk timur, dimana bagi umat Hindu ini dikenal dengan surya swana. Bagi umat nasrani ini dikenal doa teduh di pagi hari dan bagi umat muslim ini dikenal sebagai fajar sidiq. Maka sudah sepatutnya ARUN menyambut seruan ini dan melakukan kegiatan yang sama dalam kesadaran Membumikan Pancasila dalam ketahanan nasional sebagai wujud nyata waspada nasional,” tuturnya berharap. igo
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});