TASIKMALAYA, HR – Pertanian dan hasil pertanian menjadi fokus utama menuju Jabar Juara Lahir dan Bathin. Karena pada programnya menempatkan pemenuhan sandang, pangan dan papan bagi masyarakat Jawa Barat pada posisi pertama. Sedangkan pendidikan, kesehatan serta daya beli berada pada urutan kedua.
“Jawa Barat merupakan lumbung padi atau penghasil beras kedua tingkat nasional setelah Jawa Timur, penyumbang 18 persen se-Pulau Jawa,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rudzanul Ulum pada Pembukaan Hari Krida Pertanian Tingkat Jawa Barat di lapangan Dadaha Kota Tasikmalaya, Selasa (16/7/2019).
Hadir dalam Acara tersebut perwakilan Kementerian Pertanian RI, ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se-Jawa Barat, Wagub Jabar, FKPD Jabar, para Kepala OPD Jabar, para Bupati dan Wali kota, Kadis Pertanian se-Jabar, serta para insan Pertanian se-Jawa Barat, termasuk Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih dan Kadis Pertanian, drh. H. Aswin
Lebih lanjut Wagub menyebutkan akibat proses pembangunan, lahan pertanian terus menyusut hampir 10% setiap tahun. Untuk itu pihaknya mendorong wali kota dan bupati, termasuk pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membuat Perda lahan abadi sebagai solusi.
“Keluarga petani di Jabar tidak lagi melahirkan insan-insan petani. Tugas kami berupaya agar masyarakat terus mencintai pertanian,” harap Wagub terkait permasalahan pertanian di Jawa Barat.
Pada Kesempatan tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Ir. Hendy Jatnika, MM menyampaikan bahwa Hari Krida Pertanian (HKP) Tingkat Jawa Barat ke-47 tahun 2019 merupakan momentum memperingati keberhasilan pembangunan pertanian di Jawa Barat serta sebagai ajang pengembangan minat dan bakat generasi muda terhadap sektor pertanian dalam rangka meregenerasi pelaku utama sektor pertanian untuk kemajuan pembangunan selanjutnya.
Peringatan Hari Krida Pertanian diperingati oleh masyarakat pertanian (petani, peternak, petani hutan, petani ikan, pegawai dan pengusaha yang bergerak disektor pertanian) untuk menunjukkan rasa syukur dan penghargaan serta untuk memberikan motivasi atas perkembangan dan keberhasilan di bidang pertanian.
“HKP dijadikan momentum penghargaan kepada orang, keluarga dan masyarakat yang dinilai berjasa dan berprestasi dalam pembangunan bangsa dan negara khususnya pembangunan di sektor pertanian,” jelasnya.
Pembangunan pertanian dikatakan berhasil jika dapat mencapai keberhasilan swasembada pangan yang dapat di wujudkan melalui integrasi dan sinergi/sinkronisasi antara pemerintah, masyarakat tani, dan pelaku usaha di bidang pertanian.
Atas dasar itu, kata Hendy, HKP tahun 2019 dijadikan ajang untuk meningkatkan sinergitas antara tiga stake holder di sektor pertanian. Pada HKP ke-47 tingkat Jawa Barat di Kota Tasikmalaya sekaligus diserahkan penghargaan Gubernur Jawa Barat kepada Juara lomba Aparatur dan Non Aparatur berprestasi dan teladan meliputi Petani berprestasi, Gapoktan berprestasi, Penyuluh pertanian teladan, Balai penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan berprestasi, kelembagaan ekonomi petani (KEP) berprestasi, Petani berprestasi padi dan manggis tingkat kabupaten dan nasional.
Juga petani kopi berprestasi tingkat kabupaten, fasilitator daerah berprestasi, Komoditas Kopi (Petani berprestasi tingkat Kabupaten, Pelopor pengolah, Petani wirausahawan muda berprestasi, Gapoktan berprestasi, Kelompok Tani berprestasi, kelompok tani kopi organik serta kelompok tani berprestasi teh organik, yang diserahkan Wakil Gubernur. acep s