Urgensi Perbaikan Kualitas Gizi Anak Untuk Masa Depan Indonesia

oleh -209 views
oleh

PANGKALPINANG, HR – Selain stunting, masih ada kondisi kesehatan yang harus diperhatikan lain yang berkaitan pada kualitas gizi anak, antara lain wasting, obesitas dan diabetes. Namun, keempat permasalahan gizi anak ini menjadi ancaman. Bahkan permasalahan gizi yang paling berbahaya kerena risiko kematian dan singkatnya jangka waktu penderita seperti wasting terus mengalami peningkatan setiap tahun. Dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 pada 7,1 persen, lalu 2022 naik menjadi 7,7 persen dan data terakhir berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 naik menjadi 8,5 persen.

Meski angka terus mengalami kenaikan, pemerintah telah berupaya menanggulangi wasting. Penanggulangan wasting yang saat ini terus digalakkan antara lain, pemberian ASI eksklusif, MP-ASI adekuat dan tepat, pencegahan dan penanggulangan sakit pada balita, pencegahan kekurangan vitamin A, imunisasi yang lengkap, serta penerapan pola hidup bersih sehat (PHBS).

Masih adanya anak dengan stunting, wasting, obesitas, dan diabetes di Indonesia seharusnya sudah menjadi ‘alarm’ bagi pemerintah untuk semakin siaga pada kualitas gizi anak.

Anak menjadi harapan bangsa untuk melanjutkan cita-cita bangsa. Dengan kondisi anak-anak yang berkualitas, Indonesia telah memegang modal besar untuk menjadi negara maju, yaitu memiliki Sumber Daya Manusia Berkualitas. Mengingat ke depan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Pemerintah telah mencanangkan Visi Indonesia Emas tahun 2045 dengan harapan terciptanya generasi produktif yang berkualitas pada 100 tahun kemerdekaan RI.

Dengan SDM terbaik Indonesia serta ‘bonus’nya, kebijakan negara pun dapat dijalankan secara tepat. Di tahun 2017 lalu, pemerintah sudah berupaya menjaga ketahanan air dan pangan, meningkatkan konektivitas antar-wilayah, program satu juta rumah untuk rakyat, serta membangun infrastruktur permukiman.

Jika masyarakat mendatang mampu membangun dan menjaga fasilitas ini, tentu kehidupan bernegara serta perputaran ekonomi akan menjadi lebih sehat. Pemerataan melalui Indonesia sentris tidak hanya menjadi angan belaka.agus priadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *