Tumpukan Material Makan Korban: Kontraktor Cuek

oleh -447 views
oleh
BALI, HR – Pembangunan Peningkatan Jaringan Irigasi Saluran tersier Subak Ukun Uma yang dikerjakan CV Amerta Ayu dikeluhkan warga. Material berupa kerikil dan pasir yang ditempatkan di pinggir jalan, oleh masyarakat dirasakan sangat membahayakan, terutama pengguna roda dua. Apalagi malam hari, ditambah kurangnya lampu penerangan jalan (LPJ-red), di sekitar lokasi.
Seperti disampaikan Perbekel Desa Gulingan pada HR beberapa waktu lalu, material yang seharusnya oleh pihak kontraktor agar dirapikan, agar tidak sampai meluber ke tengah jalan, ternyata kurang mendapat perhatian dari kontraktornya.
“Kami sudah sarankan kepada pelaksana di lapangan, agar material dirapikan, kasihan masyarakat yang pulang kerja malam, kalau mereka tidak waspada, pasti mereka mengalami seperti yang dialami anak teman saya,” cerita Perbekel Desa Gulingan, I Made Sudarsana pada HR.
Dijelaskan oleh pria ramah ini, kejadian beberapa waktu yang menimpa anak sahabat, terjatuh saat mau pulang.
“Untung anaknya tidak apa-apa, cuman lecet-lecet, tapi motor sempat di bawa ke Polresta Badung, diamankan dulu disana,” jelasnya.
Sudarsana mengatakan, musibah yang menimpa anak sahabatnya diharapkan jangan sampai menimpa masyarakat lain.
“Kami hanya bisa menghimbau masyarakat agar berhati hati, dan kami harapkan, pihak pelaksana agar mau merapikan material mereka, biar tidak memakan korban lagi,” harapnya.
Proyek peningkatan jaringan irigasi saluran tersier yang dikerjakan CV Amerta Ayu memang berjalan lancar. Malah pengerjaannya terus dikebut. Walau kantor direksi keet tidak pernah buka, karena jarang mendapat pengawasan, baik itu dari pihak Konsultan Pengawas, sehingga berpotensi membuka celah bagi pihak pelaksana di lapangan.
Dari informasi masyarakat sekitar, pengerjaan proyek tersebut disinyalir menggunakan batu yang berasal dari daerah Kintamani, yaitu batu larva, hasil muntahan gunung berapi. Bukan batu kali pada umumnya. Selain itu, ukurannya pun menjadi pertanyaan.
Dari pantuan wartawan Harapan Rakyat ke lokasi proyek beberapa hari lalu, terlihat anak di bawah umur yang ikut bekerja. Sayangnya, ketika mau di konfirmasi, staf CV Amerta Ayu yang ada di lapangan, malah tidak mengaku sebagai mandornya.
“Kalau mau informasi, silahkan kontak kantor aja pak,” jelas pria yang mengaku bernama Wayan itu pada HR.
Pimpinan CV Amerta Ayu yang dihubungi HR, belum bisa ditemui, dengan alasan masih mau sembahyangan.
“Nanti aja Pak, saya mau sembahyangan dulu,” jelas Ni Made Ayu Gunawati melalui pesan singkatnya. ans


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan