TPST Pola 3R Berubah Fungsi: Bupati di Minta Turun Kelapangan

oleh -384 views
oleh
SERANG, HR – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berbasis masyarakat dengan Pola 3R (Reduce, Reuse & Recycle) yang berlokasi di daerah kompleks Perumahan Taman Ciruas Permai (TCP) tepatnya di Desa Pelawad, kec Ciruas, Kab Serang Prov Banten, saat ini sudah berubah fungsi menjadi usaha penggilingan botol bekas air mineral. Umumnya botol bekas yang di dapat dari para pengepul yang ada di wilayah Serang.
Hj. Ratu Tatu Chasanah S.E.M.Ak
Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan (DTRBP) Kabupaten Serang diduga telah melakukan kontrak dengan pihak ketiga pada lokasi TPST Pola 3R, hal tersebut sudah jelas-jelas bertentangan dengan tujuan program nasional.
Mengacu pada Permen PU No.21/PRT/M/2006 tentang ke bijakan dan strategi nasional pengembangan pengelolaan persampahan terutama yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya dengan program unggulan Pola 3R.
Pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan pradigma baru dalam pengelolaan sampah, paradigma baru tersebut lebih di tekankan kepada metoda pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan.
Seharusnya pihak Kab serang dalam melaksanakan program pengelolaan sampah dengan pola baru semestinya masyarakat sudah harus di beri bekal pengetahuan dan prasarana pendukung sehingga mereka bisa mengelola sendiri sampah di lingkungan tinggal mereka. Dengan sistim TPST Pola 3R maka volume sampah yang harus di buang ke TPA akan bisa di kurangi di level masyarakat.
Hasil pantaun HR di lapangan melihat dengan jelas tumpukan tumpukan karung yang isinya adalah bekas botol dan gelas air mineral yang sudah siap untuk di giling. Untuk mengelabui segaja sampah di tumpuk di samping bangunan TPST Pola 3R di duga untuk mengelabui petugas atau pemeriksa yang datang ke lokasi.
Sementara sampah sering terlihat menumpuk di depan SDN I Taman Ciruas Permai, diduga penerapan jadwal pembuangan sampah ke TPA Cilowong Kec Taktakan Kota Serang tidak teratur atau para petugasnya tidak serius atau sengaja untuk mengirit BBM supaya ada uang masuk.
Menurut Pak Adiv salah satu orang tua siswa merasa khawatir dengan kesehatan anaknya, karena permasalahan sampah yang sering numpuk akan menimbulkan dampak secara sosial di tengah-tengah masyarakat terutama anak-anak kami yang sedang mengikuti pelajaran pasti akan merasakan bau sampah dalam ruang kelas, sehingga akan menggangu konsentarsi dan ketenangan belajar.
Belum lagi bila musim penghujan seperti saat ini sudah barang tentu lalat yang tadinya di tumpukan sampah akan beterbangan dan masuk ke dalam ruang kelas dan tidak tertutup kemungkinan akan hinggap di tempat-tempat jajanan makanan yang ada di lingkungan sekolah tersebut.
Untuk itu kami mohon kepada Hj. Ratu Tatu Chasanah S.E.M.Ak selaku Bupati Kab serang agar turun dan melihat ke lapangan, dan alangkah baiknya tempat pembuangan sampah di relokasi ke tempat lain demi kenyaman dan ketenagan siswa/I SDN I Taman Ciruas, pintanya. pun


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan