Terkait Jabatan Sekda Sintang, Ternyata Sekda Tidak Mengetahui Surat Usulan

Sekda Sintang, Yosefa Hasnah

SINTANG, HR – Diam-diam, bagai api dalam sekam, peribahasa itu sampai hari ini khususnya dirasakan pejabat birokrat yang cukup syarat ikuti lelang jabatan (Open bidding) Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Open bidding atau lelang jabatan Sekda Sintang menurut berbagai sumber media ini, sedianya bulan Augustus – September 2021 ini, mestinya ada tanda-tanda dimulai, tapi tanda itu belum ada.

Padahal, sebagaimana diketahui, jabatan Sekda Sintang ujung perpanjangan 1 x jatuh pada 24 Desember 2021.

Kenapa dipakai peribahasa itu untuk lelang jabatan Sekda Sintang, tidak lain, menyusul bocornya surat usulan pemkab daerah itu ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) minggu pertama Augustus 2021 yang ditandatangani bupati Sintang, H, Jarot Winarno, disebut istilah surat koordinasi.

Padahal, banyak pihak kemudian menafsirkan bahwa surat tersebut adalah surat berisi usulan perpanjangan jabatan Sekda Sintang untuk kali ke kedua.

Dan, ikwal surat itu, sebagaimana ditulis media ini sebelumnya, dikirim setelah dilakukan rapat internal bupati minus Sekda aktif, jelas Witarso SH, Kaban, KPSDM daerah itu.

Akibat bocornya surat usulan perpanjangan jabatan Sekda Sintang dan alasan-alasannya, hingga ramai dibicarakan di sana, sejumlah pejabat birokrat yang ambisi rebut Sekda akhirnya bersungut-sungut.

Sungut-sungut para pejabat itu bahkan, menuding bupati Sintang H Jarot Winarno telah melakukan kejahatan untuk pengisian jabatan itu secara diam-diam.

Misalnya, menghambat karir, melecehkan, meremehkan, kemampuan khususnya pejabat birokrat yang punya syarat cukup lelang dan mengemban jabatan itu.

Dan, hal ini dibenarkan seorang pejabat disana, bahkan pejabat ini menjadi pesimis pengisian jabatan Sekda Sintang sebab Ia kira bakal tidak prosedur dan tidak melalui mekanisme yang diatur oleh UU dan PP.

Pejabat yang minta namanya tak disebut itu mengatakan, aroma perpanjangan jabatan Sekda Sintang 1 x 1 tahun lagi, diakuinya sudah bocor sekitar 2 – 3 bulan lalu.

Ketika itu, Ia pikir cuma kabar burung, eh..setelah baca online HR, ternyata benar, ucapnya.

Meski demikian, surat sudah dilayangkan ke KASN, pejabat ini tetap minta kepada KASN dan pemprov Kalbar supaya cermat mengamati pengisian Sekda Sintang.

Masyarakat Sintang diakuinya masih terkotak-kotak dampak dari Pilkada 2020, yang oleh pemerintah sekarang belum mampu mempersatukannya, ini fakta tegasnya.

Maka bila pengisian Sekda Sintang normal dilaksanakan, sesuai mekanisme KASN, hendaknya panitia seleksi (pansel) mengakses informasi calon mengenai perilaku/jejaknya dimasa menjabat.

Misalnya, calon berdasarkan kesaksian masyarakat pernah terlibat amoral, calon broken home, calon sakit-sakitan.

Hal kesaksian masyarakat ini penting supaya di dapat kelak, Sekda yang berintegritas, sehat, dan punyai pengalaman / kemampuan berkomunikasi yang bernuansa politik dan religius, saran H. Marhan, S, Kom, kepada HR (26/8)

Dilain waktu, Sekda Sintang Dra, Yosefa Hasnah M,Si, dikonfirmasi melalui WhatsApp tentang surat pemkab Sintang ke KASN, dimana surat tersebut terkait perpanjangan jabatan Sekda 1 x 1 lagi, Yosefa menjawab tidak mengetahui.

“Sehubungan surat dimaksud saya tidak mengetahui, karena tidak melalui saya, oleh sebab itu saya tidak bisa mengomentari dan menjawab lebih jauh, saya serahkan sepenuhnya kepada aturan yang berlaku,” sambung bu, Yosefa.

Terkait penjelasan bu Sekda Sintang ini, seorang pejabat yang membidangi administrasi pemerintahan di Pemprov Kalbar memberi komentar, bahwa jawaban bu Sekda Yosefa sangat normatif sehingga pejabat yang lain tidak usah pesimis ikuti lelang jabatan Sekda Sintang.

Ia berkata, bahwa Pemprov Kalbar tentu punya ranah khusus untuk semua Sekda kab/kota, Gubernur dan Pansel berhak menolak calon bupati, jika dianggab kebijakannya mengangkangi aturan, lanjutnya.

Kepada HR ia jelaskan, Sekda Yosefa sudah diperpanjang jabatannya 1 x dan berakhir 24 Desember 2021, artinya dia singgung aturan yang mengatur perpanjangan benar.

Hanya saja, surat itu sumbernya dari daerah kenapa tidak melalui dia, mungkin saja itu menjadi pertanyaan publik, gak apalah nanti juga terjawab.

“Saya yakin kepada bu Yosefa, peta politik juga beliau paham, apalagi bicara kesempatan orang lain berkarir, beliau ngerti perasaan itu,” terangnya.

Pejabat ini, berkali-kali pesan tidak usah sebut nama dalam berita ini. tim

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *