TANGERANG, HR – Memasuki musim tanam, sebagian petani khususnya petani holtikultura di wilayah pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang, Banten, mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk urea bersubsidi.
Sejumlah petani mengaku, sulitnya untuk mendapatkan pupuk bersubsidi karena mereka dihadapkan dengan banyaknya peraturan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian yang dianggap berbelit-belit.
Meski tidak secara rinci menyebutkan aturan yang dianggap berbelit-belit dan merepotkan adalah keharusan petani difoto berikut pupuk bersubsidi yang dibeli di kios.
Lantaran tidak dapat memenuhi syarat seperti yang diterapkan oleh pemerintah melalui distributor hingga pedagang atau pemilik kios, para petani harus merogoh kocek semakin dalam untuk membeli pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal dari harga subsidi.
“Kita berharap pemerintah memberikan kemudahan bagi petani, khususnya petani holtikultura untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Karena dengan aturan seperti sekarang ini, kami benar-benar kesulitan untuk mendapatkan pupuk urea bersubsidi,” ujar salah seorang petani yang namanya enggan disebutkan kepada Harapan Rakyat, Rabu (8/2/2023).
Sementara, berdasarkan informasi diperoleh media ini, untuk memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang terdapat tiga distributor, yaitu Iwa (merupakan distributor terbesar), Makmun dan Faisal.
Sebagaimana diketahui, dalam masalah pupuk, saat ini pemerintah memberlakukan pembatasan peredaran pupuk subsidi.
Diakui atau tidak, pupuk subsidi yang tersedia di kios-kios kebutuhan pertanian yang ditunjuk untuk menjual pupuk subsidi semakin sedikit. Pembelian pupuk subsidi, dibatasi hanya bagi petani yang memiliki kartu tani.
Tujuan pemberlakukan sistem kartu tani adalah agar subsidi pupuk yang diberikan bisa lebih tepat sasaran. Tidak mengalir ke sektor pertanian skala industri. zn