BADUNG, HR – Bertempat di Bintang Bali Resort, Kuta, Kementerian Pertanian RI mengadakan Focus Group Discussions Peningkatan Nilai Tambah Sektor Pertanian melalui Pengembangan Wisata Agro (28/04/2019) dengan mengundang instansi terkait pertanian dan pariwisata dari beberapa daerah.
Acara tersebut dimaksudkan untuk membangun persepsi yang sama terkait pentingnya menyatukan pariwisata dan pertanian untuk memajukan pasar para petani dan keberlangsungan pariwisata berbasis pertanian yang baik bagi sosial-budaya setempat.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI, Kasdi Subagyo, menyampaikan bahwa dengan FGD ini akan diperoleh rencana dalam 5 tahun ke depan dalam hal wisata agro di Indonesia.
Menurut Kasdi, sektor pertanian tidak hanya berbicara bagaimana memenuhi pangan masyarakat, selain tujuan utama dalam rancangan kementerian pertanian tersebut, perencanaan nilai tambah sektor pertanian juga turut menjadi fokus, utamanya dalam hal wisata agro.
“Bali merupakan destinasi utama yang memiliki keindahan alam dan budaya berbasis agraris, oleh karena itu Prov. Bali mengeluarkan pergub no. 99 tahun 2018 terkait pengelolaan produk pertanian lokal bali dalam kegiatan usaha. Mereka wajib membeli bahan pngan lokal dengan harga yang terntum paling sedikit 20% dari biaya produksi,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Agrikultural Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana.
Peraturan yang dipandang mendukung petani dan mengarahkan pangsa pasar komoditas pertanian ini ditanggapi oleh Sekjen Kementrian Pertanian RI, Syukur Iwantoro, sebagai suatu kemajuan dan lampu hijau bagi perkembangan wisata agro di Bali.
“Adanya instansi seperti Asosiasi Wosata Agro Indonesia DPD Bali seperti sekarang ini juga menjadi hal yang sangat positif dan dapat megangkat kembali betapa pentingnya pertanian bagi pariwisata di Bali,” tutupnya. gina