MUARA TEWEH, HR – Masalah stunting di kabupaten Barito Utara masih perlu mendapatkan perhatian, hal ini diperburuk oleh situasi pandemi yang menyebabkan masyarakat ragu mendatangi posyandu untuk memantau status gizi dan perkembangan anak, ditambah dengan naiknya angka pengangguran dan PHK yang menyebabkan penurunan kualitas pangan keluarga serta kurangnya pengetahuan, tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, yang dapat berdampak serius pada perkembangan janin, Selasa (09/08/2022).
Dalam pencegahan dan penenggulangan stunting, Pemerintah Kabupaten Barito Utara menyelenggarakan Rembuk Stunting yang dilaksanakan di Gedung Balai Antang. Rembuk stunting dipimpin oleh Wakil Bupati Barito Utara yang dihadiri oleh Sekda, Drs. Muhlis, Anggota DPRD, unsur FKPD, Kepala Perangkat Daerah, dan undangan lainnya. Dalam sambutan Bupati Barito Utara, H. Nadalsyah yang disampaikan oleh Wakil Bupati dijelaskan bahwa kasus stunting di Kabupaten Barito Utara naik 1,73% dari tahun 2021.
“Prevalensi stunting di tahun 2022 mencapai 28,3%. Nilai ini belum mencapai target angka penurunan stunting yang di tetapkan pemerintah untuk Kabupaten Barito Utara yakni 23,57%,” kata Sugianto.
Dan untuk tahun 2024 ditargetkan menjadi 16,21%, sehingga diperlukan percepatan langkah-langkah untuk menurunkannya. Secara teknis, Perpres Nomor 72 Tahun 2021 dituangkan dalam rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting.
Terdapat tiga pendekatan dalam pelaksanaannya, yakni pendekatan keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu, pendekatan multi sektor dan multipihak melalui pentahelix serta pendekatan intervensi gizi terpadu dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif, yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi 3 bulan calon pengantin, ibu hamil, ibu masa interval, baduta dan balita, didukung dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih serta bantuan sosial.Dengan tema rembuk stunting “Itah Barito Utara, Ela Hindai Stunting”, terdapat dua komponen penting yang wajib berjalan beriringan, untuk dapat mendukung percepatan penurunan stunting di Kabupaten Barito Utara.
Pertama, komitmen pentahelix dalam bekerjasama dan bermitra, untuk dapat saling mendukung intervensi penurunan stunting, secara holistik integratif tematik dan spasial serta memiliki keterukuran target yang jelas. Kedua, peran keluarga yang sangat penting dalam mencegah stunting pada setiap fase kehidupan, mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya. “Perlu saya sampaikan juga, bahwa faktor penting yang wajib diperhatikan agar upaya penurunan stunting tepat sasaran, adalah kualitas data,” jelas Sugianto.
Bupati melalui Wakil Bupati meminta ditingkat desa/kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader di masing-masing desa/kelurahan untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting. Kepada para camat, diminta untuk memfasilitasi serta mengkoordinir desa dan kelurahan. Terakhir, melalui rembuk stunting ini diharapkan masing-masing stakeholder dapat mengambil perannya, untuk bekerjasama melakukan percepatan penurunan stunting di kabupaten barito utara.
“Saya juga berharap kolaborasi dalam intervensi dapat berjalan antar sektor, yakni sektor kesehatan dan non kesehatan, karena keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh dukungan kolaborasi antar sektor ini,” tutup Sugianto mengakhiri sambutan Bupati. mps