BANGKA, HR — Provinsi Babel sejak lama merupakan dataran sundaland yang menyimpan banyak sekali potensi-potensi tanaman lokal hingga ikan-ikan lokal.
Hak tersebut di katakan rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof Dr Ibrahim SFil,MSi ketika membuka Seminar Fertival Akuakultur (FESTKUA) dibalai besar peradaban UBB (15/8/23).
“Ibrahim mengucapkan terima kasih kepada panitia yang mendatangkan pembicara-pembicara hebat dalam seminar ini.sudah waktunya Babel mempunyai instalasi perikanan ikan lokal sehingga setiap tamu yang datang ada potensi diperlihatkan,” tandasnya.
Dalam kegiatan seminar itu,Himpunan Mahasiswa Kultur Akuatik (HIMAKUATIK) Universitas Bangka Belitung (UBB ) perkenalkan ikan-ikan lokal lewat kegiatan festival Akuakultur (FESTKUA).
Pada festival itu juga ada kontes ikan koki, koi, pameran ikan lokal, pameran aquascape, lomba infografis, lomba mini vlog, lomba mewarnai, pameran karya mahasiswa dan stand bazar.
Kegiatan di buka langsung dengan pemukulan gong secara simbolik oleh rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof Dr Ibrahim di dampingi ketua HIMAKUATIK UBB Mustobi Prananda,
Pembina HIMAKUATIK UBB, Dr. Ardiansyah Kurniawan, Kepala K3LH PT. Timah Nugroho Budi Susilo, Pembina Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung Swarlanda.Serta ada dua narasumber Dr. Veryl Hasan, dan Dr. Josie South.
Seminar ini diikuti 250 peserta yang meliputi mahasiswa jurusan Akuakultur, delegasi setiap Ormawa UBB, perwakilan Dosen se Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung, DKP Provinsi, DKP kota, kantor bahasa dan HIMASERDA UNMUH.
Sementara menurut ketua HIMAKUATIK UBB,Mustobi Prananda,ikan lokal ini dengan harga jual yang tinggi harus di perhatikan konservasi, keberlanjutan, dan keterjagaannya di alam.
“Sudah waktunya Bangka Belitung mempunyai instalasi perikanan ikan lokal sehingga setiap tamu-tamu yang datang kita punya potensi yang dapat kita perlihatkan. Ikan lokal kita sejak tahun 2003 sudah keluar sebenarnya,” katanya.
Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof Ibrahim sangat mendukung kegiatan yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Kultur Akuatik (HIMAKUATIK) ini.
“Kami akan mensupport untuk explore, pendataan biodiversitas dan konservasi ikan lokal dan endemik Bangka Belitung,” katanya.
Dalam seminar itu, narasumber Dr. Josie menekankan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, dan potensi kehilangan spesiesnya pun juga tinggi.
“Sehingga keberadaan biodiversitas ini sangat penting untuk penyediaan makanan dan mempertahankan rantai makanan di alam. Jika satu spesies punah maka rantai makanan akan rusak,” katanya.agus priadi