Rektor Tanggungjawab bila Ada Gerakan Anti Pancasila di Kampus

oleh -10 Dilihat
oleh
JAKARTA, HR – Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir tidak menampik tumbuhnya gerakan radikal anti Pancasila di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Ia menceritakan ada perguruan tinggi swasta akan mengangkat simpatisan ISIS menjadi rektor namun berhasil dicegahnya.
Mohamad Nasir
Dalam hal ini pemerintah akan bertindak tegas kepada pimpinan perguruan tinggi yang membiarkan gerakan radikal anti Pancasila dan NKRI tumbuh dan berkegiatan di kampus.
“Ini mengerikan kalau kampus terjadi radikalisme. Ada seseorang diperguruan tinggi swasta diangkat jadi dekan untuk nantinya dipersiapkan jadi rektor. Menurut info BNPT, orang itu simpatisan ISIS. Saya minta diberhentikan kalau tidak perguruan tinggi saya bubarkan,” jelasnya dalam dialog di salah satu televisi beberapa waktu lalu.
Mohamad Nasir menjelaskan saat kampus Institute Pertanian Bogor dipakai Hizbut Tahrir mendeklarasikan berdirinya Negara Khilafah dan Syariah Islam dirinya segera memanggil rektor IPB.
“Rektor saya minta harus bertanggung jawab. Perguruan Tinggi negeri langsung dibawah pengawasan saya. Yang swasta dibawah Kopertis juga saya tegaskan. Apabila terjadi radikalisme. Maka rektor yang saya minta pertanggungjawaban. Pembantu rektor dan rektor saya panggil. Mereka menjelaskan bahwa ijinnya pagi hari adalah pengajian, ternyata malam harinya berubah. Saya minta pertanggung jawaban Rektor,” katanya tanpa menjelaskan bentuk pertanggung jawaban yang dimaksud.
Menurutnya, sejak 2016 sudah ada edaran, yang mewaspadai radikalisme fundamentalis agama di kampus-kampus. Dan selain itu Kementeriannya sedang mempersiapkan regulasi untuk membendung semua gerakan anti Pancasila dan NKRI di semua perguruan tinggi.
“Untuk itu kami perintahkan untuk memasukkan bela negara dan wawasan kebangsaan dalam kurikulum. Untuk melawan radikalisme yang anti Pancasila dan NKRI. Rektor-rektor sudah saya kumpulin bersama Koordinator perguruan tinggi swasta. Kami minta agar mereka nanti menerima dan menegakkan regulasi ini di masing masing perguruan tinggi,” jelasnya.
Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi RI menceritakan temuan dan laporan berbagai macam pola rekrutmen dan gerakan radikal anti Pancasila dan NKRI yang berjalan di berbagai kampus. Salah satunya dengan ancaman.
“Ada dosen kepada mahasiswa mengancam kalau tidak ikut organisasi dan kegiatan gerakan mereka akan diberi nilai E. Ini bahaya. Ini harus dibersihkan,”ungkapnya.
Dari beberapa informasi dan penelusuran dilaporkan hampir semua kampus di Indonesia sudah dimasuki dan dikuasai oleh gerakan pendukung ISIS anti Pancasila dan NKRI. Mereka ada di BEM, pegawai, dosen, dekan sampai jajaran rektoriat di tingkat fakultas sampai universitas hampir disemua kampus Indonesia. igo


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.