Punya Segudang Potensi Wisata, Natuna Harus Dikenal Dunia

oleh -439 views
oleh
NATUNA, HR – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Natuna, Erson Gempa Afriandi mengatakan, seluruh potensi Natuna harus dikenalkan ke kancah internasional, agar keberadaanya bisa mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Erson Gempa Afriandi, Disparbud Kab. Natuna
Ia menyebutkan kekayaan Natuna beraneka ragam, selain potensi migas dan perikanan. Potensi pariwisatanya juga sangat menjanjikan yang tersebar di darat dan ada juga di laut.
“Di darat banyak keindahan alam yang sudah mulai terjamah oleh masyarakat lokal dan pemerintah daerah dengan kemampuan seadanya. Demikian juga kekayaan berupa aneka ragam kebudayaan dan adat Natuna. Sementara potensi di laut, juga tertanam berbagai jenis potensi yang jika diolah dengan baik dapat menjadi sumber kesejahteraan, seperti terumbu karang, barang muatan kapal tenggelam (BMKT), dan pemandangan bawah laut lainnya,” terang Erson di Ranai, Selasa (31/10).
Erson mengakui untuk memperkenalkan potensi sumber daya alam Natuna, terutama di bidang pariwisata bukanlah hal yang mudah. Keterlibatan pemerintah pusat harus besar dalam upaya mempromosikannya.
“Tapi semuanya perlu kerja keras dan biaya yang mahal, karenanya kita minta agar kegiatan ini include ke APBN tahun-tahun berikutnya,” harap Erson.
Tindakan mempromisikan menurut Erson tidak cukup hanya sekedar dengan cara bertutur atau publikasi, melainkan diperlukan juga kehadiran banyak masyarakat Internasional secara langsung ke Natuna.
“Kita perlu event yang besar. Melalui ini kita bisa mengajak masyarakat internasional menyaksikan langsung potensi Natuna yang sesungguhnya. Dengan ini Natuna bisa ramai dikunjungi sehingga kegiatan pariwisata Natuna bangkit dan berkembang,” paparnya.
Dibawah kepemimpinan Erson, dinas pariwisata dan kebudayaan Natuna juga sudah menyiapkan konsep wisata yang diberi nama wisata MEA, yang artinya Marine, Ekoturism dan Arkeology.
Natuna sebagai daerah kepulauan yang dikelilingi oleh 98 persen lautan, menjadikan potensi marine atau kelautan natuna tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Dari sisi ekoturism, wisata alam Natuna yang masih sangat asri dan “perawan” sangat cocok bagi para pelancong yang menyukai hoby fotography.
Namun dibandingkan daerah-daerah kepulauan lain di Indonesia, kata Erson Natuna memiliki kekuatan lain, yakni dibidang Arkeologi. Potensi yang sangat jarang dijumpai di daerah manapun, Situs Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), akan menjadi daya tarik baru pada perindustrian pariwisata.
Erson menjelaskan, menurut data saat ini ada 25 titik lokasi kapal tenggelam. Namun yang saat ini sedang dilakukan penelitian baru 2 spot. Penelitian tersebut melibatkan para ahli profesional dibidang arkeologi bawah laut, sehingga saat destinasi wisata arkeologi dibuka data-data terkait barang muatan kapal tenggelan bisa dipaparkan ke pengunjung sekaligus sebagai sarana edukasi.
Hambatan pariwisata Natuna
Berbicara hambatan dasar sektor Pariwisata Natuna masih masalah klasik terkait konektifitas, komunikasi, serta sarana dan prasarana yang belum memadai.
Menggunakan transportasi udara, hanya terdapat dua maskapai yang melayani rute penerbangan dari dan ke natuna, yakni Wings Air dan Sriwijaya Air. Itupun, harga tiket untuk sekali keberangkatan dibandrol dengan harga yang cukup mahal. Hal ini disebabkan, tidak adanya persaingan dari maskapai penerbangan lain yang membuka rute Natuna.
Begitu pun dengan transportasi laut, hanya ada 1 kapal milik PT Pelni yang melayani rute tujuan Natuna, sedikitnya dibutuhkan waktu sekitar 4 hari perjalanan dari Ibukota Negara untuk lego jangkar di Pulau Natuna. Meskipun untuk menyeberang antar pulau bisa menyewa pompong masyarakat, namun, tidak memungkinkan para wisatawan membuang waktu di perjalanan karena menggunakan kapal tradisional yang jelas lebih lama memakan waktu. fian


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan