Proyek Saluran Drainase Jalan Gunung Saputan Mangkrak, Warga Kecewa

oleh -368 views
oleh
BALI, HR – Pelaksanaan proyek pembangunan drainase (saluran air) yang ada di jalan Gunung Saputan Denpasar Barat,mangkrak. Pasalnya, selama dua minggu lebih, semenjak di tinggal mudik oleh para pekerjanya,tidak ada aktivitas pekerjaan. Hal ini membuat warga resah dan mengeluhkan lambannya pengerjaan saluran air yang menggunakan box culvert tersebut.‎ Belum lagi bahan material berupa pasir di biarkan berserakan di jalan, dan sangat menganggu warga. Terutama yang punya usaha di pinggir jalan.
Papan proyek dan proyek mangkrak
Menurut salah seorang warga pemilik usaha toko kelontong, proyek drainase tersebut sudah tidak ada aktifitas pengerjaan selama hamper dua minggu lebih.
“Hampir dua minggu lebih, sejak para pekerjanya mudik lebaran,sampai sekarang belum ada pengerjaan,” jelas pria yang mengaku bernama Made ini. Para pekerja yang selama ini mengerjakan proyek pembuatan saluran box culvert berserta alat beratnya berupa eskavator, masih terlihat di lapangan. Tapi tidak ada kegiatan.
Terhentinya pengerjaan di lokasdi proyek, menimbulkan berbagai opini di masyarakat. Apalagi hujan sudah mulai menguyur Kota Denpasar, Sangat di sayangkan jika pelaksanaanya molor dari jadwal. Warga berharap kontraktor pelaksana, bertanggung jawab atas pekerjaannya.
“Yang ada saat ini ya tumpukan box culvert yang di taruh dan ditumpuk di pinggir sepanjang jalan Gunung Saputan, di sebelah Setra (Kuburan-red),” jelas pria yang setiap hari harus menyiram kepulan debu jika tidak turun hujan.
“Sukur dalam beberapa hari ini hujan terus turun,jika tidak hujan saya harus nyiram setiap hari, kalau tidak di siram,debunya masuk k toko,” kesalnya sambil mengerutu.
Terhentinya pengerjaan pembangunan saluran air tersebut membuat warga setempat resah. Sebab, tanah yang sudah terlanjur digali dan sebagian sudah terpasang box culvert belum dipasang penutupnya. Menimbulkan masalah baru, pasir yang di jadikan dasar untuk memasang paving blok, malah banyak yang jatuh ke bawah,karena tergerus air hujan.
“Percuma saja kalau nanti pavingnya di pasang,tapi pasir yang sudah jatuh tidak di keruk kembali, sama juga bohong,” cetusnya. Made pun berharap, pihak Dinas PU agar tegas terhadap pihak pelaksana, begitu juga dengan Konsultan Pengawas.“Awasi dong pekerjaan kontraktornya,” tambah pria berbadan tambun ini.
Dari pantauan HR di lokasi proyek, apa yang menjadi keluhan warga yang ada di sekitar proyek, bukan mengada ada. Bahkan, bekas tumpukan tanah galian di sepanjang jalan tersebut jadi berdebu dan saluran yang tak bisa mengalir akibat galiannya mangkrak menimbulkan bau tak sedap. Selain itu jalan menjadi macet karena semakin sempit dengan adanya tumpukan box culvert di sepanjang pinggir jalan.
Sayangkanya,dari pihak pelaksananya, yaitu PT. Aditya Sinar Pratama, yang di konfirmasi,tidak ada respon. Lokasi Direksi Keetnya pun jadi pertanyaan. Beberapa kali awak media ini coba mencari di sepanjang jalan Gunung Saputan,tidak ada warga yang tahu.Warga berharap agar proyek tersebut segera dikerjakan kembali dan secepatnya diselesaikan. Sebab, dampak debu dan kemacetan serta bau tak sedap air yang menggenang di saluran yang tersumbat itu. ans


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan