ACEH, HR – Senyum bahagia tampak di wajah Sultan Muhammad Rizaldi, siswa SMAN 1 Banda Aceh, saat membuka kotak makan siangnya. Harapannya terwujud: menu favoritnya, paha ayam goreng keemasan, tersaji bersama nasi, tahu, tempe, sup, dan jeruk.
“Alhamdulillah, ini menu favoritku,” ujarnya, Selasa (19/8/2025). Sultan mengaku program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuatnya lebih hemat karena uang saku Rp20 ribu per hari bisa ditabung. Ia menilai menu tersebut lebih sehat dan higienis dibanding jajanan di luar sekolah.
Manfaat yang sama dirasakan Ghufran, siswa SMPN 1 Banda Aceh. “Saat siang hari mulai lemas, lalu dapat makan siang bergizi, langsung kembali berenergi,” tuturnya.
Di Banda Aceh, program MBG sudah menjangkau 3.365 siswa di 14 sekolah mulai dari TK/PAUD hingga SMA.
Kesuksesan program ini berkat dedikasi Tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Aceh. Tim yang dipimpin Ermadini Harsa bekerja sejak tengah malam hingga pagi untuk menyiapkan lebih dari 3.300 porsi makanan setiap hari. Bahan baku dipilih dengan ketat, termasuk pengecekan kesegaran ayam.
Tim ahli gizi dari Biddokkes Polda Aceh ikut merancang menu, sementara Tim Security Food memastikan semua makanan bebas dari bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, dan sianida. “Ini bentuk komitmen Polri menjaga standar pelayanan gizi,” ujar Iptu Fauzan.
Kepala Satgas MBG Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menjelaskan program ini lahir dari kerja sama Polri dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Hasil MoU tersebut melahirkan dapur SPPG prototipe di Pejaten dan Cipinang, Jakarta, yang kini menjadi model nasional.
Polri awalnya menargetkan pembangunan 100 dapur SPPG hingga 2025. Namun hingga 1 Juli 2025, sudah beroperasi 139 dapur di berbagai daerah. “Kami sudah menemukan polanya. MBG menjadi bagian strategi meningkatkan kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Komjen Dedi. efendi silalahi
