BANGKA SELATAN, HR – Guna memastikan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Talud dan Pengerasan Jalan areal persawahan di tiga Desa di kabupaten Bangka Selatan agar tepat sasaran, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, langsung terjun ke lapangan.
“Sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pihak ketiga, kami di komisi III harus melihat dulu kondisi lapangan. Apakah titik yang akan dibangun betul-betul sesuai dengan keinginan para kelompok tani disini atau tidak,” kata Ketua Komisi III DPRD Babel, Adet Mastur, SH. MH, di sela-sela kunjungan lapangan ke persawahan desa kepoh kecamatan toboali Kabupaten bangka selatan, selasa (17/05/2022).
Sekitar 1000 Hektare luas lahan Persawahan di tiga desa tersebut yang mendapatkan kucuran dana bantuan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut antara lain, persawahan di desa Kepoh, desa Bikang dan Gadung Kabupaten Bangka Selatan.
“Tahun ini, kita ada anggaran sekitar 4,9 miliar hampir 5 miliar yang kita anggarkan disini, untuk pembangunan talud, peninggian talud dan pengerasan jalan (Penembokan tanah Puru) terhadap sawah disini”, ungkap politisi PDI-P, Adet Mastur.
Saat melakukan peninjauan lapangan, Ketua komisi III Adet Mastur, SH. MH, didampingi anggota antara lain, Rustamsyah, Firmansyah Levi, Yoga Nursiwan, Fitra Wijaya, H. Mulyadi, Ringgit Kecubung. Dan disambut baik oleh Muhammad Nur ketua Gapoktan karya makmur desa kepoh dan Riki Direksi Pu Kepoh beserta jajaran.
Di akui, politisi PDI Perjuangan tersebut, bahwa saat ini pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka belitung sedang gencar-gencarnya dalam mewujudkan Swasembada Pangan.
“Dengan cita-cita swasembada pangan, tentunya sarana dan prasarana pertanian khususnya persawahan harus kita tingkatkan, khususnya pembangunan irigasi sekunder, irigasi tersiernya. Supaya sawah ini di aliri oleh air,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhammad Nur ketua Gapoktan karya makmur desa kepoh, menjelaskan, sering jebolnya tanggul di sisi persawahan yang mengakibatkan aliran air sungai Kepoh masuk dan menutup areal persawahan petani.
“Sampai sekarang kami belum bisa nanam, karena gara-gara tanggulnya ini jebol pak, kalau air sungai pasang sawah disini banjir pak,” keluhnya. ” Terima kasih pak sudah datang ke sini,” ucapnya. agus priyadi