GARUT, HR – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, melaksanakan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Guntur, Kecamatan Garut Kota, pada Jumat (1/11/2024) untuk memantau langsung penanganan pasien talasemia. Dalam kunjungan ini, Barnas didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Garut, Sri Kartika Barnas Adjidin, dan Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani. Selain meninjau fasilitas kesehatan di rumah sakit tersebut, Ia bertemu dan bercengkrama dengan pasien talasemia dan keluarga pendamping untuk memberikan dukungan serta.
Pj Bupati Garut menyampaikan empati dan dukungannya kepada para keluarga pasien talasemia, mendorong mereka untuk tetap bahagia dan bersyukur atas segala anugerah dari Allah SWT.
“Sebagai manusia tentu harus bahagia, bahagia itu adalah munculnya dari diri kita. Lalu kemudian berikutnya untuk para pengurus ini tentu harus ikhlas melayani, sehingga dapat membahagiakan keluarga dan adek-adek yang memiliki Talasemia,” ucap Barnas.
Barnas juga mengingatkan anak-anak penyandang talasemia untuk tetap menjaga kesehatan dan semangat. Ia menegaskan pentingnya kondisi mental yang positif bagi kesehatan mereka.
“Kalau kitanya bahagia tentu Allah bahagia. Kalau kita sedih Allah juga sedih, nah oleh karena itu sekali lagi semangat aja ya. Tuhan yang tahu segalanya,” lanjutnya.
Barnas juga memberikan apresiasi kepada Rumah Sakit Guntur dan tenaga kesehatan yang telah memberikan pelayanan optimal kepada pasien talasemia.
“Sekali lagi nuhun (terima kasih) pada para dokter pimpinan Rumah Sakit Guntur, dan juga para perawat petugas administrasi yang mendukung kegiatan kemanusiaan yang luar biasa,” tandasnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Ketua Harian Yayasan Talasemia Cabang Garut, Pipin Ramdhani, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 370 pasien talasemia atau biasa disebut taller terdaftar di yayasan tersebut. Mereka menjalani perawatan di Poli Talasemia yang bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di Kabupaten Garut, termasuk RSUD dr. Slamet Garut, Rumah Sakit Guntur, Rumah Sakit Pameungpeuk Garut, dan Rumah Sakit Medina.
Pipin menambahkan bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Garut kini tengah membangun Rumah Talasemia yang akan menyediakan pelayanan lebih komprehensif dibandingkan poli talasemia biasa, dengan fasilitas untuk penanganan psikologis, konsultasi, dan berbagai layanan lainnya.
“Rumah Talasemia konsepnya berbeda dengan poli thalasemia karena di Rumah Talasemia akan lebih komprehensif, ada penanganan psikologis, ada konsulting dan segala macam. Bukan hanya pelayanan kuratifnya aja,” tambahnya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk mencegah penambahan serta memutus mata di rantai jumlah penyandang talasemia melalui sosialisasi kepada masyarakat. Ia menuturkan, bahwa terdapat dua kategori yaitu kategori penyandang Talasemia yang bukan dari lingkungan Talasemia dan kategori yang berasal dari lingkungan Talasemia yang disebut Ring 1.
Pipin menyatakan, talasemia memang tidak menular, tetapi bisa menyebar melalui pernikahan dua orang pembawa sifat talasemia.
“Talasemia bisa dikendalikan dengan cara memutus mata rantai Talasemia, caranya harus diperiksa HB analisa, HB rutin diketahui nanti bahwa ini pembawa sifat atau bukan,” katanya.
Ia juga berharap agar calon pengantin mendapat edukasi mengenai potensi genetika sebelum menikah. Menurutnya, talasemia dapat disebarkan melalui perkawinan dua orang yang sama-sama menyandang talasemia minor atau pembawa sifat.
“Ini diupayakan jangan sampai menikah harusnya. Karena mereka akan membawa risiko, setiap angka kehamilan mereka akan memungkinkan kelahiran 20% Talasemia mayor yang akan rutin ditransfusi seumur hidupnya,” tandasnya. •deni