BALI, HR – Archipelagic and Island States (AIS) Youth Conference yang diselenggarakan pada The Mulia Hotel Nusa Dua menghadirkan 24 delegasi muda dari negara-negara kepulauan yang tergabung dalam KTT AIS 2023.
Forum tersebut memberi kesempatan bagi negara-negara kepulauan untuk merumuskan kebijakan strategis mengenai permasalahan kelautan. Generasi muda diharapkan dapat membawa perubahan dengan menginisiasi dan menginspirasi gerakan pelestarian laut dan pesisir yang berkelanjutan dengan memanfaatkan global networking.
Penasihat Senior Tata Kelola Iklim dan Lingkungan dari United Nations Development Programme (UNDP), Abdul Situmorang dalam sambutannya mengatakan peran generasi muda tercantum dalam Perjanjian Paris sebagai agen perubahan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dunia.
“Kaum muda diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap keberlanjutan potensi kelautan dalam jangka panjang,” pungkasnya.
Lebih lanjut Abdul mengatakan para peserta muda yang hadir mewakili masing-masing negara memiliki semangat yang sama untuk mengelola kelautan dengan baik.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jodi Mahardi menyampaikan 51 negara yang tergabung dalam AIS Forum memiliki tanggung jawab bersama untuk melindungi lautan dan masyarakat pesisir.
“Tantangan kelautan saat ini adalah perubahan iklim dan pencemaran laut” ungkapnya di sela acara.
Dengan demikian, tujuan AIS Youth Conference adalah memberdayakan kaum muda yang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi pemimpin masa depan dalam menjaga, melestarikan, serta merumuskan solusi permasalahan-permasalahan kelautan, khususnya pada negara kepulauan.
Sehingga kontribusi kaum muda tersebut diharapkan dapat memberikan perubahan nyata dalam melindungi lautan dan menjaga kesejahteraan komunitas AIS.dyra