Pengusaha Dibekali Resep Jitu Hadapi MEA

oleh -470 views
oleh
JAKARTA, HR – Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur membekali para pelaku usaha yang bergerak di bidang perhotelan, hiburan dan perjalanan pariwisata dengan resep jitu penyuluhan dan panel diskusi guna menghadapi pasar bebas Asean yang sudah di depan mata.
Ketua
Asita DKI Jakarta, MT Sirait
Kegiatan yang digelar di Sasana Modern, Grand Modern, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (18/11) ini dibagi dalam 2 sesi, menghadirkan pembicara Ifa Purwanidias (sfk), MT Sirait (Asita DKI Jakarta), Iwan Syaefuddin (Dinas Pariwisata) dan Endah Ansoroeddin (Pengusaha Dapur Sunda).
Acara Pembinaan Kepariwisataan Bagi Pengelola Industri Pariwisata ini mengambil tema “Dengan Pembinaan Kepariwisataan Kita Tingkatkan Kesiapan SDM Pariwisata Menghadapi MEA Tahun 2016. Acara ini dihadiri sebanyak 64 peserta dan dibuka oleh Walikota Jakarta Timur Bambang M, dihadiri Kasudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur Triyugo.
Kepala Seksi Industri Pariwisata Jakarta Timur, Ivan yang bertindak sebagai tuan rumah mendampingi Kasudin Jakarta Timur, kepada Harapan Rakyat menyampaikan maksud dan tujuan acara ini digelar untuk menyikapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2016.
“Ini kita lakukan sebagai persiapan dan bekal menghadapi MEA yang sudah di depan mata,” ucap Ivan.
Seperti diketahui, pasar bebas Asean tahun 2016 secara serentak akan diberlakukan di seluruh kawasan regional Asean, termasuk Indonesia.
Dengan diberlakukannya pasar bebas Asean itu tentu akan membawa implikasi positif dan negatif yang pada gilirannya akan berimbas terhadap dunia dan iklim usaha dalam negeri, termasuk industri dan usaha yang bergerak di bidang pariwisata.
Dalam sesi tanya jawab, MT Sirait dari Asita DKI Jakarta, yang menjadi pembicara di acara tersebut, menyampaikan, kesepakatan MEA akan berpengaruh besar terhadap arus bebas barang dan jasa, investasi, arus modal dan arus bebas tenaga kerja terampil.
Setidaknya dia menyebutkan ada 12 sektor akan terimbas langsung diberlakukannya MEA pada 2016. Yakni, lima sektor jasa dan tujuh sektor industri. “Suka atau tidak, MEA akan merubah diri kita lebih aktif jika tidak ingin ketinggalan,” tegas Sirait.
Aktif yang dimaksudkannya Sirait, tak lain adalah meningkatkan kwalitas diri sesuai standar kompetensinya masing-masing. “Era MEA hanya akan mengakui mereka yang punya kualitas dan kompetensi di bidangnya masing-masing,” jelasnya.
Dia merespon positif kegiatan penyuluhan dan pembinaan terkait pasar bebas MEA yang diselenggarakan Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur. “Kegiatan seperti ini bagus, hanya saja jumlah pesertanya perlu ditambah, karena momen seperti ini cukup penting untuk pembekalan,” ujarnya. ferry

Tinggalkan Balasan