SINTANG, HR – Pasca wafatnya 18/9/2021 (Alm) Yosef Sudiyanto SH, wakil bupati (Wabup) Sintang, Kalimantan Barat, tensi politik di Sintang terus meninggi meski tak nampak kepermukaan.
Tensi politik lokal daerah itu demikian, sehubungan sikap transparansi pemkab – DPRD daerah itu terhadap bupati Sintang H, Jarot Winarno yang sesungguhnya duluan sakit-sakitan.
Hingga berita ini diturunkan, perkembangan informasi kesehatan bupati Jarot itu tidak jelas diketahui publik, apakah masih mampu atau tidak mampu jabat bupati.
Namun, Untuk mengisi kekosongan Wabup Sintang tersebut, “tentu ranahnya DPRD sesuai aturan yang berlaku, kami sudah menyurati ketua dewan terkait meninggalnya Wabup Sintang”
Demikian singkat jawaban Plh Bupati Sintang Dra Yosefa Hasnah, saat dihubungi HR kaitan pengisian Wabup Sintang (24/9).
Sementara, Ketua DPRD Sintang Florensius Ronny mengatakan, hal surat Pemkab Sintang kepada DPRD kaitan pengisian Wabup Sintang, sifatnya menunggu.
Untuk pengisian Wabup Sintang, kami telah berkoordinasi dengan Asisten 1, Kepala Biro Pemerintahan dan Kepala Biro Hukum Pemprov Kalbar dan disambut baik, lanjutnya.
Kaitan kesehatan bupati Sintang, Florensius mengungkapkan, sudah membaik, dan saya sebagai pribadi dan jabatan, mengajak masyarakat Sintang untuk mendoakan bupati Jarot segera sehat, ajak politisi Nasdem itu.
Dilain waktu, tokoh pemuda Sintang Sutarman SHut, menyikapi tensi politik pengisian Wabup Sintang , Ia sarankan prosesnya supaya sesuai aturan, bijak dan transparan.
Dimana proses tersebut, setelah oleh pemerintah menyurati dewan, dewan menindaklanjuti ke jenjang berikutnya.
Khusus kepada dewan daerah itu, Sutarman mengajak agar saat menentukan sikap, berkaca dari hasil pemilihan Wabup seorang sipil/ eksekutif, yang tergambar punya peta pemilih, mampu berpolitik dan diandalkan.
Namun, dalam prosesnya tentu tidak terlepas dari koordinasinya partai pengusung dan bupati secara pribadi.
“Artinya, bupati boleh saja menunjuk orang untuk diajukan sebagai calon Wabup,” jelas Sutarman.
Kembali ke proses sesuai aturan sambung Sutarman, pengisian Wabup Sintang supaya melihat aspek diantaranya, keterwakilan, kebhinekaan dan jumlah pemilih.
Tiga aspek ini penting untuk meminimalisir gejolak, maksudnya dewan atau partai pengusung harus bijak melihat dan mengakomodir keinginan masyarakat.
“Dan jangan lupa, aspek keterwakilan yakni, agama, keterpilihan dan daerah, wajib dipertimbangkan partai pengusung untuk mengobati kesedihan pengisian Wabup Sintang,” lanjutnya.
Sutarman juga sebut bahwa, untuk pengisian Wabup Sintang tidak mutlak harus orang politik, pengurus partai, tetapi juga dapat mencalonkan orang sipil yang punya pengalaman di pemerintahan.
“Saya tidak usah sebut orangnya, tapi saya yakin, pengurus partai pengusung bijak melihat figur yang cocok dampingi bupati yang kini masih sakit-sakitan,” tutup pria bertubuh kurus itu.
Masih seputar pengisian Wabup Sintang, mantan Camat kecamatan Serawai, Yosef Nikolas, secara terang-terangan menyebut yang pantas / cocok Wabup Sintang adalah, Florensius Ronny Ketua DPRD Sintang sekarang.
Menurut Nikolas, sosok Florensius kenapa ia dukung karena namanya sampai hari ini masih bersih dari isu korupsi, dianggap mampu mengayomi dan mampu bekerjasama dengan bupati.
Ditanya apakah mungkin partai pengusung mencalonkan Florensius yang sama satu partai dengan bupati, (Nasdem-red) Nikolas berdalih, boleh saja dengan alasan kemampuan.
Untuk diketahui pembaca HR, hari-hari belakangan ini, partai pengusung bupati Sintang 2021 – 2026 (Jarot – Sudiyanto) Nasdem, Golkar, PKB, PKPI dan PPP, diketahui sedang sibuk-sibuknya mengadakan rapat-rapat bahas pengisian Wabup Sintang.
Dan khususnya partai Golkar yang mengusung Wabup Sintang kala itu. Ada issu menyebut, partai golkar karena minim kader, mungkin saja mencalonkan orang sipil.
Sementara, Partai Nasdem, kabar yang didapat HR selain bahas pengisian kursi Wabup, juga bahas kesehatan bupati untuk maksud agar pemimpin Sintang ke depan sama- sama orang sehat. tim
