Pelaksanaan Irigasi Jalan Sukarno-Hatta Pekanbaru Digejot Hingga Malam

oleh -517 views
oleh
PEKANBARU, HR – Perbaikan saluran irigasi Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta terus kejar tayang, nama kegiatan ini disebut Pembangunan Drainase JL. Soekarno-Hatta A. Pelaksanaan Kegiatan tersebut dilakukan hingga hingga larut malam.
Pekerjaan drainase di Jalan Soekarno-Hatta A.
Berdasarkan pantauan HR dilapangan, alasan mengapa pelaksanaan pembangunan drainase tersebut dilakukan hingga malam adalah dikarenakan beberapa titik lokasi kegiatan merupakan akses masuk ke beberapa kegiatan usaha yang ada di lokasi kegiatan.
“Kita kerja malam karena kita tidak ingin orang yang punya usaha terganggu, karena di sini ada beberapa kantor dan toko, jadi harus kita siasati supaya jalan masuk ke tempat usaha mereka tidak terganggu” kata pengawas kegiatan kepada HR, terkait mengapa pekerjaan dilakukan malam hari.
Pembangunan Drainase JL. Soekarno-Hatta A itu sendiri dimenangkan oleh PT Murda Jaya Abadi dengan Nilai Kontrak Rp 3.897.468.000, sebagai penyedia pelaksana kegiatan dan PT Wandra Cipta Engineering Consultant sebagai konsultan pengawas kegiatan dengan nilai kontrak Rp 147.950.000.
Beberapa kali HR di lokasi kegiatan, HR tidak pernah bertemu Konsultan Pengawas dari kegiatan tersebut sehingga diduga konsultan pengawas melakukan pembiaran atas pelaksanaan kegiatan tersebut tanpa pengawasan. Berbanding terbalik dengan temuan HR, berdasarkan Keterangan Pengawas kegiatan Konsultan pengawas ada tetapi sudah pulang.
“Tadi sore konsultannya ada tetapi sudah pulang,” kata pengawas kegiatan kepada HR.
Kegiatan Pembangunan Drainase JL. Soekarno-Hatta A merupakan kegiatan pemasang U-dicth dan Box Culvert yang merupakan lanjutan dari kegiatan Pembangunan Drainase JL. Soekarno-Hatta A tahun anggaran 2016, namun bukan kegiatan multi years, dimana pelaksanaannya didominasi oleh alat berat dikarenakan beratnya konstruksi U-dicth dan Box Culvert.
Pantauan HR dilapangan, sewaktu pelaksanaan kegiatan, dimana uraian kegiatan dimulai dari penggalian saluran, pemancangan cerucuk dan peletakan konstruksi U-dicth, dan para pekerja kegiatan tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar K3.
Terkait jumlah cerucuk yang dipasang di dasar U-dicth, pekerja kegiatan mengatakan jumlahnya relatif dan tidak ada patokan jumlahnya.
“Kalau cerucuk tergantung tanahnya, ada yang tiga cerucuk per U-dicth, ada juga yang empat,” kata pekerja kepada HR.
Terkait lantai kerja, pengawas kegiatan yang mengaku hanya pengawas mobilisasi, namun ia selalu ada di lokasi, mengatakan, kalau telah membuat lantai kerja akan tetapi karena terkena longsoran tanah dan genangan air sehingga lantai kerjanya tak terlihat.
“Sudah dibuat lantai kerjanya, tetapi terkena longsoran dan tergenang air, ya tidak kelihatanlah,” ujarnya.
Tidak lama berselang setelah pengawas tersebut berkata, alat berat kemudian menggali lokasi yang dikatakan telah dibuat lantai kerja dan memasang cerucuk, sontak saja membuat HR tersenyum.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Ketua RT setempat, juga ikut berperan aktif dalam berkordinasi dengan dunia usaha yang ada di lokasi sekitar pekerjaan, juga mengarahkan pemuda setempat untuk turut menjaga keamanan perkakas kegiatan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian, dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan lancar terkendali.
“Saya diarahkan Camat untuk membantu kordinasi kelancaran kegiatan ini, karena ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk pembangunan Kota Pekanbaru,” kata Ketua RT kepada HR terkait alasan mengapa RT berada di lokasi. darwin/ti


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan