BENGKULU, HR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, menilai sektor jasa keuangan Provinsi Bengkulu, hingga bulan Mei 2024, dalam kondisi stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, serta profil risiko terjaga untuk terus mendukung pertumbuhan perekonomian daerah di tengah kondisi ketidak pastian global.
Hal tersebut disampaikan Kepala OJK Provinsi Bengkulu Ayu Laksmi Syntia Dewi, dalam siaran Pers OJK Provinsi Bengkulu, Kamis (18/07/24).
Posisi Mei 2024, penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bengkulu mengalami pertumbuhan yoy. Penyaluran kredit Bank Umum pada bulan Mei 2024 tumbuh 7,05 persen yoy.
Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu juga mengalami peningkatan sebesar 7,17 persen yoy. Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Provinsi Bengkulu pada bulan Mei 2024 mencapai Rp. 16,99 Triliun naik sebesar 8,02 persen yoy.
Untuk Eksposur Kredit Perbankab posisi 31 Mei 2024, sebagai berikut. Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh kredit Investasi, Modal Kerja dan Konsumsi masing-masing dengan masing-masing total kredit di Provinsi Bengkulu sampai dengan Mei 2024 adalah sebesar 5,5 M, 8,6 M dan 14,3 M.
Pertumbuhan kredit di Provinsi Bengkulu disumbangkan oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 22 persen, sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) sebesar 22 persen, serta perdagangan besar dan eceran sebesar 18%. Sedangkan, berdasarkan jenis debiturnya, kredit di Provinsi Bengkulu, paling banyak disalurkan kepada debitur UMKM.
Kinerja Intermediasi BPR/BPRS posisi 31 Mei 2024, yakni. Kinerja intermediasi BPR/S di Provinsi Bengkulu pada April 2024 terpantau cukup baik dengan tren yang meningkat meskipun tidak signifikan. Secara YoY, tercatat bahwa terdapat peningkatan Kredit sebesar Rp. 26,58 miliar atau 12,52% pada Mei 2024. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga mengalami lonjakan cukup signifikan pada Mei 2024 meningkat hingga Rp. 27,7 M atau 15,50%. Meski terdapat peningkatan pada penyaluran kredit/pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga, terdapat penurunan tidak signifikan total aset pada Mei 2024, yang mencapai Rp. 2,33 M atau 0,81%.
Market share total aset BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu terbilang kecil yaitu sebesar Rp. 286 M dari Rp. 195,01 T, atau hanya sebesar 0,14%. Selanjutnya, secara total aset terbesar pada Provinsi Bengkulu terdapat pada Kabupaten Seluma sebesar Rp. 86,9 M sedangkan total asset terkecil terdapat pada Kabupaten Kaur yang hanya sebesar Rp. 1,6 M.
Hingga Bulan Mei 2024, OJK Prov Bengkulu telah melakukan pemeriksaan on site terhadap 2 BPR. Pada Bulan Mei 2024 OJK Provinsi Bengkulu telah menerbitkan izin berupa 2 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah BPRS, dan• 1 Persetujuan Pemegang Saham Pengendali BPRS. Selain itu, hingga Bulan Mei 2024, OJK Provinsi Bengkulu juga telah menerbitkan 1 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPR.
Single Investor Identification (SID) mengalami tren yang terus menanjak dengan peningkatan berupa:1. Pertumbuhan tertinggi pada jenis investor S Invest yang mencapai 8.441 orang atau 17,26%;2. Pertumbuhan terendah pada SID SBN sebanyak 319 orang atau 20,41%.
Investor di Provinsi Bengkulu didominasi penduduk di Kota Bengkulu sebanyak 25.503 atau 40,44% dari seluruh investor yang ada di Prov Bengkulu.
Transaksi saham saat ini mengalami penurunan yang signifikan dari kisaran Rp. 249,4 M pada Mei 2023, menjadi Rp. 138,53 M pada April 2024. Meskipun nilai transaksi saham mengalami penurunan, akan tetapi nilai kepemilikan saham melonjak cukup signifikan sebesar Rp. 77,1 M, hal ini menandakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa masyarakat di Prov Bengkulu. ependi silalahi