Negara “Dukung” Bandit Penyelundup “Kuasai” Kepulauan Karimun

oleh -22 Dilihat
oleh
KARIMUN, HR – Pemerintah Pusat melalui Direktorat Bea Cukai Kementerian Keuangan RI secara tidak langsung mendukung aksi penyelundupan di Kepulauan Karimun, yang dikuasai cukong penyelundup seperti Kwantek, Acuan, Atak, Abun dan Titi.
Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada tindakan tegas dari Dirjen Bea Cukai maupun Menteri Keuangan terhadap oknum-oknum Bea Cukai di Kanwil Khusus Kepri dan KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun (TBK).
Parjiya, R. Evy Suhartantyo, Winarko Dian Subagyo, Andik Krisdianto (para petinggi Bea Cukai Kanwilsus Kepri) dan Bernhard Sibarani, Andi Chusna Prihandiwan, M Jangka (para petinggi KPPBC Tipe Madya Pabean B TBK), disebut-sebut sebagai oknum pelindung aksi penyelundupan di Kepulauan Karimun. (Baca: Kanwil DJBC Khusus Kepri Dan KPPBC Tipe Madya Pabean B TBK Diduga Sekongkol Rugikan Negara)
Tudingan sebagai sebagai pelindung para bandit penyelundup kepada para pentolan bea cukai di Kepri dan Karimun itu, diakibatkan setiap ada aksi bongkar muat dari bandit penyelundup tertentu, selalu lolos dari penindakan. Acuan, Kwantek, Atak, Abun dan Titi, adalah sebagian bandit penyelundup yang disebut-sebut menjadi ATM Berjalan oknum Bea Cukai tersebut.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Kakanwil Khusus Kepri, Parjiya, dan Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, Bernhard Sibarani, merupakan dua pejabat negara sebagai perpanjangan tangan Ditjen Bea Cukai di wilayah tersebut, yang bertugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun, tugas tersebut tidak dilaksanakan.
Aksi penyelundupan justru makin merajalela, bahkan cukong-cukong penyelundup berlomba-lomba memasukkan barang selundupannya ke Kepulauan Karimun, dan dijual dengan harga mencekik leher warga.
Struktur Organisasi Kanwil Khusus 
Bea Cukai Provinsi Kepri
Barang selundupan yang diangkut tersebut dipastikan tanpa pemeriksaan dan penindakan aparat. Penindakan yang ada di publikasikan adalah sebuah pencitraan, agar public melihat bahwa Kanwil DJBC Khusus Kepri dan KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun juga bekerja.
Dibalik pencitraan itu, justru kinerja Kanwil Bea Cukai Kepri dan Bea Cukai Tanjung Balai Karimun terlihat ganas memelihara bandit-bandit penyelundup.
Kwantek, Acuan, Atak, Abun, Titi, merupakan beberapa nama mafia penyelundup yang memiliki kaki tangan di segala lini di Provinsi Kepri dan Kepulauan Karimun. Mafia-mafia ini terkenal licin, karena merasa bisa membayar oknum-oknum pejabat negara yang bercokol di Kepri dan Karimun. Segala aksi penyelundupan para bandit ini dipastikan “aman” dilindungi oleh oknum Bea Cukai, TNI AL, Kepolisian, dan Pemda.
Struktur Organisasi KPPBC 
Tipe Madya Pabean B TBK
Kwantek, dikenal sebagai pebisnis minuman keras (miras), yang berkadar alcohol rendah hingga beralkohol tinggi. Miras milik Kwantet didatangkan dari Singapura, lalu dioplos di salah satu tempat di Kepulauan Karimun. Selain miras, Kwantek juga mendatangkan barang selundupan berupa rokok dari luar negeri. Rokok-rokok itu masuk bebas ke Kepulauan Karimun dan mudah ditemui di pulau tersebut.
Kasie Penindakan dan Penyelidikan KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, Andi Chusna Prihadiwan, ketika dikonfirmasi HR, Senin (12/6), mengatakan bahwa pihaknya tidak salah dengan membiarkan aksi penyelundupan itu, karena pihaknya telah mencapai target dalam hal penindakan. Ketika itu, Andi didampingi salah satu pengurus atau utusan dari salah satu bos penyelundup.
“Kami setujui masuknya barang-barang dari luar negeri, karena kesepakatan pihak pengusaha dan pihak kami Bea Cukai. Dan sekalian mengantisipasi bahan kebutuhan masyarakat Karimun,” ujarnya. Aneh, aparat Bea Cukai kok merangkap pegawai Bulog?
Di tempat sama, Kasubsi Intelijen KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun, M Jangka, mengatakan kepada HR, “kalau Bapak (HR) ribut terus seperti ini, masyarakat nanti sengsara.”
Tidak ketinggalan, AT, salah satu pengurus/utusan cukong penyelundup, menggertak HR dan berkata, “asal kamu tau, ya Listony! Saya lahir di sini dan kamu sudah lama saya kenal. Saya harap engkau ngerti dengan aku. Dan saya mau hari raya, jangan nyesal nanti.”
Dalam satu minggu terakhir ini, investigas HR berhasil mengabadikan aksi bongkar muat kapal penyelundup milik Acuan yang bersandar, (14/6), di Karimun dari Singapura. Kemudian, kapal milik Kwantek juga bongkar muat di tengah laut perairan Pulau Karimun, Jumat (16/6). Begitu juga dengan kapal milik Acuan, tiba dari Malaysia, Jumat (16/6), dan bongkar muat di tengah laut perairan Kepulauan Karimun. Begitu juga kapal milik Atak tiba di pelabuhan tikus Pantai Pak Imam Baran Meral, Senin (12/6), sekira pukul 15.30 WIB.
Jumat (16/6), Kasubsi Intelijen, M Jangka, ketika dikonfirmasi HR terkait hal itu, tidak memberikan tanggapan. kornel


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.