Menyaingi Singapura Lewat Terminal Kalibaru

oleh -351 views
oleh
JAKARTA, HR – Pelabuhan Tanjung Priok kini punya terminal baru yang akan menaikkan kelas pelabuhan terbesar di Indonesia ini. Kapal-kapal besar diharapkan bisa langsung singgah ke Jakarta tanpa harus bongkar muat di Singapura.
Presiden RI, Joko Widodo
Delapan tahun setelah dibukanya Terusan Suez 1869, di Batavia dibangun sebuah pelabuhan yang kini dikenal sebagai Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara itu, di ujung semenanjung Malaysia, 58 tahun sebelum Tanjung Priok dibangun, Thomas Stamford Raffles memulai membangun sebuah pelabuhan bebas di sebuah pulau mungil yang kini bernama Singapura.
Perlahan-lahan pelabuhan itu kini menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Pelabuhan Singapura pada 2014 mencatatkan volume kontainer atau petikemas sebanyak 33,87 Twenty-Foot Equivalent Unit (Teus), atau berada diurutan kedua sebagai pelabuhan papan atas di bawah Pelabuhann Shanghai dengan volume kontainer 35,29 juta Teus. Sedangkan Pelabuhan Tanjung Priok hanya berada di peringkat ke-23 dengan volume kontainer hanya 6,4 juta Teus per tahun.
Selain lokasi yang strategis, Pelabuhan Singapura punya keunggulan dalam hal kedalaman laut di dermaga pelabuhan mereka yang bisa disinggahi kapal-kapal kontainer raksasa.
Singapura memang lebih dahulu memodernisasi pelabuhannya. Pada 1982, negeri mungil ini tercatat memiliki pelabuhan tersibuk di dunia dengan melayani 1 juta Teus kontainer untuk pertama kalinya. Ini hanya berselang setahun setelah Presiden Indonesia kedua Soeharto meresmikan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai terminal petikemas pertama di Indonesia.
Selang 35 tahun kemudian, Presiden Jokowi meresmikan Terminal Petikemas Kalibaru Selasa (13/9/2016). Terminal yang bernama New Priok Container Terminal (NPCT) 1 dioperasikan oleh Pelindo II bersama mitra konsorsiumnya antara lain Mitsui & Co Ltd (Jepang), PSA International Pte Ltd (Singapura), dan Nippon Yusen Kabushiki Kaisha atau NYK Line (Jepang).
Terminal ini memiliki luas lahan sekitar 32 hektare dengan kapasitas sebesar 1,5 juta Teus per tahun dengan total panjang dermaga 850 meter, dengan kedalaman laut -14 meter LWS. Rencananya akan dikeruk secara bertahap hingga -20 meter low water spring (LWS). Dengan kedalaman ini maka infrastruktur bagian dari fase I pembangunan Pelabuhan Kalibaru akan bisa disandari kapal-kapal berukuran lebih besar dari sebelumnya.
“Terminal ini memberikan volume perdagangan yang besar sehingga kapal-kapal besar dari Eropa bisa langsung ke sini, tidak perlu lagi singgah ke Singapura,” kata Direktur Utama PT Pelindo II, Elvyn G Masassya.
Terminal petikemas Kalibaru diproyeksikan dapat melayani kapal peti kemas dengan kapasitas 13.000 hingga 15.000 Teus dengan bobot di atas 150.000 DWT. Sebelumnya dengan terminal lama, Pelabuhan Tanjung Priok hanya bisa disandari maksimal kapal-kapal dengan rentang 3.000-5.000 Teus saja, itu pun setelah ada upaya pengerukan kedalaman kolam di dermaga. krisman


(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan